Bisnis.com, JAKARTA – PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) membeberkan dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap kinerja perusahaan.

CEO SMDR Bani Maulana Mulia mengatakan, secara keseluruhan pelemahan nilai tukar rupee terhadap dolar AS tidak berdampak negatif terhadap kinerja perseroan. Bani mengatakan, hal ini karena sebagian besar pendapatan perseroan dalam mata uang dolar AS.

Ia juga mengatakan, tren penurunan tersebut belum memberikan dampak negatif bagi perseroan dari sisi biaya operasional.

“Secara umum, untungnya kami baik-baik saja. Tren pelemahan rupee tidak memberikan dampak negatif bagi kami. Kalau dolar naik, mungkin malah membaik,” jelas Bani saat presentasi publik PT. Samudera Indonesia Tbk di Jakarta pada Rabu (26 Juni 2024).

Namun Bani mengatakan, pihaknya akan terus mencermati potensi risiko bagi perseroan dari tren penurunan nilai tukar tersebut. Ia menambahkan, risiko lain yang mungkin berdampak pada perseroan adalah tren penurunan tarif angkutan.

Barney mengaku tetap optimistis pihaknya bisa memperbaiki kinerjanya pada 2024. Meski menurun, ia mengatakan tarif angkutan saat ini masih bagus dibandingkan sebelum Covid.

“Bagi SMDR yang sudah puluhan tahun mengalami situasi ini, kami sangat senang dengan prospek tahun 2024. Situasinya masih bagus,” jelas Bani.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, SMDR mencatatkan pendapatan layanan sebesar USD 156,4 juta atau Rp 2,48 triliun (kurs Rp 15.873) pada kuartal pertama tahun 2024. Penjualan turun 24,68% dibandingkan 207,66 USD juta pada kuartal pertama. tahun 2023

Pendapatan tersebut ditopang oleh pendapatan dana penambangan sebesar $95,41 juta, pendapatan jasa keagenan, transportasi dan pelabuhan sebesar $25,4 juta, pendapatan jasa penanganan peti kemas sebesar $18,42 juta, dan pendapatan sewa kapal sebesar USD 11,59 juta.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.