Bisnis.com, GRESIK – Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengamini hitung-hitungan Presiden Joko Widodo terkait potensi penerimaan negara sebesar Rp 80 triliun per tahun dari tembaga single line di Gresik, Jawa Timur dari produk yang dihasilkan. pengecoran.

Tony membenarkan tudingan Jokowi bahwa PTFI setiap tahunnya memberikan kontribusi berupa pajak, keuntungan, dan royalti. Katanya rata-rata harganya mencapai 4 miliar dolar. Dia mengatakan, potensi penerimaan negara sebesar Rp 80 triliun akan terdongkrak oleh kenaikan harga emas dan tembaga. 

“Dan dengan kenaikan harga tembaga dan emas saat ini, tahun ini bisa mencapai 5,7 miliar dolar AS sekitar 80 triliun rupiah,” ujarnya soal produksi smelter PTFI di KEK JIIPE, Gresik, Java Oriental, Senin (23/9). . katanya kepada wartawan usai pelantikan. /2024). 

Tony menjelaskan, smelter PTFI baru akan berproduksi 100% atau penuh pada Desember 2024. Fasilitas pemurnian tembaga dengan biaya investasi Rp 58 triliun itu mulai beroperasi pada Juni 2024. Namun, tungku pengecorannya masih perlu dipanaskan. . 

Kedepannya, jika digabungkan kapasitas produksi antara smelter PTFI yang sudah beroperasi penuh dan PT Smelting bisa mencapai 1 juta ton katoda tembaga per tahun. 

“Sekarang yang kita haluskan di smelter itu, kalau saya hitung, sekitar 200.000 sampai 300.000 ton. Operasi totalnya 650.000 ton. Kalau ditambah dengan PT Smelting yang 350.000 ton, setahun kita dapat 1 juta. Kita bisa produksi tiga tembaga. katoda,” jelas Tony. 

Terkait profitabilitas PTFI, Tony mengatakan perusahaan yang 51 persen sahamnya dimiliki oleh warga negara Indonesia ini mampu meraih laba bersih US$3 hingga US$4 miliar setiap tahunnya.

“Pendapatan dikurangi biaya produksi ditambah laba kotor dikurangi pajak, dan sebagainya. Akhirnya ada laba bersih. Laba bersih PTFI bisa berkisar US$3 miliar hingga US$4 miliar. Kita selalu memperhitungkan penerimaan negara karena kita satu negara.” imbal hasilnya akan jauh lebih tinggi dibandingkan PTFI”, jelasnya. 

Sekadar informasi, Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia berpotensi meraih pendapatan negara sebesar Rp 80 miliar berkat penurunan tembaga melalui produksi smelter PTFI di Gresik, Jawa Timur. 

Jokowi mengatakan, harga tersebut berdasarkan perhitungannya. Menurut Presiden Sulu, negara ini berpotensi menghasilkan investasi sebesar Rp 80 triliun Rp 58 triliun. 

“Hanya iseng saja, kira-kira berapa harga sewanya?” Yang terpenting bagi kami, bagi Presiden, adalah penerimaan negara baik di pusat maupun di daerah. Menurut perhitungan saya, pendapatan negara sekitar Rp 80 triliun,” ujarnya. Hal itu disampaikan Senin (23/9/2024) saat peresmian produksi PTFI berbau di GIPESA, Gresak, Jawa Timur. 

Menurut Jokowi, potensi penerimaan negara sebesar Rp80 miliar berasal dari dividen, royalti pajak penghasilan (PPh), pajak pegawai, pajak daerah, bea keluar, pajak ekspor dan lain-lain. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel