Bisnis.com, JAKARTA – PT Jababeka Tbk. (KIJA) berencana melepas lahan di kawasan Jababeka Cikarang. Hal itu dilakukan guna mengurangi beban utang yang ditanggung perseroan saat ini.

Presiden KIJA Setyono Djuandi Darmono menjelaskan, pihaknya bersedia membayar utang perusahaan sebesar $100 juta atau Rp 1,61 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.112 dalam US$) dalam waktu dekat.

“Kita mau cari pemasukan $100 juta untuk lunasi utang. ) .

Darmono mengumumkan pihaknya akan melepas sekitar 500 hektar (ha) lahan di Cikarang. Agar lebih mudah, perseroan akan menjual suku cadang tersebut dengan harga lebih murah.

Sedangkan Jababeka dikabarkan memiliki land bank di Cikarang seluas 5.600ha. Ia kemudian menyasar investor Tiongkok untuk mengetahui rencananya memperbaiki situasi keuangan perusahaan.

“Kita punya 5.600 ha. Kalau mereka beli 500 ha saja, Jababeka mau keluar. Apalagi ekosistem kita sudah selesai, ini sarannya cari solusi, sebenarnya rencana awal,” imbuhnya.

Jika rencana tersebut berjalan lancar, Darmono mengatakan tingkat utang perseroan bisa turun hingga US$180 juta. Dengan mengurangi utang dan biaya operasional perusahaan, maka perusahaan akan lebih mudah mengembangkan wilayah lain yang dimilikinya di masa depan.

Sekadar informasi, SD Darmono diangkat kembali menjadi Direktur Utama KIJA dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) 28 Juni 2024. Penunjukan SD Darmono dilakukan untuk menjaga posisi stabilitas keuangan perseroan.

Sedangkan berdasarkan laporan keuangan KIJA, perseroan mencatatkan kerugian sebesar Rp107,66 miliar pada kuartal I 2024. Padahal, pada periode yang sama satu tahun lalu, KIJA mencatatkan laba sebesar Rp322,29 miliar.  

Penurunan kinerja KIJA hingga awal tahun 2024 disebabkan oleh melemahnya pendapatan penjualan dan jasa yang turun sebesar 11,54% menjadi Rp688,57 miliar pada Q1/2024 dari Rp778,37 miliar pada Q1/2023. 

Rinciannya, sepanjang triwulan I 2024, penjualan tanah menghasilkan turun menjadi Rp 106,4 miliar dari posisi triwulan I 2024 sebesar Rp 282,85 miliar. 

Selain itu, penjualan real estate di Q1 2024 juga turun 5,85% YoY menjadi Rp31,61 miliar dari Rp33,58 miliar di Q1 2023. Terakhir, penjualan real estate turun juga meningkat 8,19% di 23, Rp71 miliar dari Rp25,81 miliar.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel