Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Intiland Development Tbk. (DILD), Hendro Santoso Gondokusumo memborong 260.000 saham emiten real estat itu pada 30 Mei 2024 dengan nilai pembelian Rp 44,20 miliar.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa (4/6/2024), Hendro membeli 260.000.000 saham DILD dalam satu kali transaksi di level harga Rp 170 per saham. Sehingga Hendro harus merogoh kocek hingga Rp 44,20 miliar.

Tujuan transaksi saham adalah investasi dengan status kepemilikan langsung, kata Hendro dalam keterangannya.

Akibat transaksi tersebut, kepemilikan saham langsung Hendro di perseroan bertambah menjadi 260.050.432 saham atau 2,51% dari sebelumnya 50.432 saham atau 0,00%.

Sementara itu, mengacu pada penutupan perdagangan Kamis (30/5), saham DILD terlihat parkir di level Rp 167 per saham, artinya Hendro memborong saham DILD di atas harga pasar.

Aksi beli saham ini terjadi di tengah menurunnya kinerja keuangan DILD seiring menurunnya penjualan segmen high rise. 

Sepanjang kuartal I 2024, Intiland melaporkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 84,69 miliar. Laba tersebut berbalik arah dari tahun sebelumnya yang mampu meraih laba sebesar Rp30,38 miliar. 

Kerugian DILD juga seiring dengan penurunan laba bersih. Pada tiga bulan pertama tahun ini, pendapatan perseroan turun 53,93% year-on-year (YoY) menjadi Rp 710,86 miliar. 

Faktor utama penurunannya adalah kinerja penjualan segmen high rise yang turun 92,93% YoY atau dari Rp 1,19 miliar menjadi Rp 84,3 miliar pada kuartal I/2024.

Theresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan Intiland Development, menjelaskan pasar real estate di segmen high-end, khususnya apartemen, belum sepenuhnya pulih dalam beberapa tahun terakhir dan minat beli konsumen juga cenderung wait and see. 

“Preferensi pembelian dan investasi properti lebih banyak terhadap produk rumah tapak, terutama di segmen menengah yang lebih terjangkau dari segi harga,” ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.

Di tengah kinerja penjualan yang menurun, Theresia menyatakan Intiland tetap optimis pasar properti akan terus bergerak meski belum mencapai kondisi sebelum Covid-19.

Perseroan juga telah menyiapkan strategi untuk mendongkrak kinerja di tahun 2024, seperti fokus pada penjualan unit siap huni, pengembangan baru proyek eksisting, serta menjangkau segmen pasar yang lebih luas, baik dari segi harga maupun harga. jenis properti. 

“Upaya pemasaran dan promosi juga kami perkuat, antara lain melalui program promosi penjualan Intiland Sunshine Fair yang baru saja diluncurkan. Program ini memberikan banyak kemudahan dalam pembelian produk real estate Intiland,” kata Theresia. 

Sebagai informasi, berdasarkan data per 30 April 2024, pemegang saham DILD dengan kepemilikan lebih dari 5% adalah PT CGS Internasional Sekuritas Indonesia yang memiliki 1.635.997.442 saham atau 15,78%, kemudian CGS-CIMB Securities (Singapore) Pte. Ltd. memegang 15,02% saham. 

Selain itu, PT Bina Yatra Sentosa memegang 1.240.489.375 saham setara 11,97% dan Bali Private Villa (S) Pte. Ltd. memiliki 775.911.150 saham atau 7,49%. Dan terakhir, investor veteran Lo Kheng Hong yang memiliki 6,62% saham.

_______

Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel