Bisnis.com, JAKARTA – Pimpinan emiten batu bara PT Harum Energy Tbk. Diam-diam meningkatkan kepemilikan saham HRUM.
Harga saham HRUM bertahan di Rp 1.225 pada penutupan perdagangan Selasa (9/7/2024). Posisi tersebut merupakan koreksi sebesar 8,24% sejak tahun 2024 (ytd).
Di tengah koreksi, Ray Antonio Gunara, Presiden Harum Energy, mengambil tindakan besar-besaran.
Ray membeli saham HRUM dalam dua sesi perdagangan, berdasarkan keterbukaan data di situs Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (10/7/2024). Pertama, beli 50.000 lembar saham pada 5 Juli 2024.
Kedua, beli 100.000 lembar saham pada 8 Juli 2024. Harga belinya antara Rp 1.190 hingga Rp 1.195.
“[Tujuan operasi] adalah investasi,” ujarnya mengutip surat yang ditujukan kepada OJK.
Pasca pembelian tersebut, jumlah saham yang dimiliki Rey Antonio Gunar bertambah dari 2,30 juta lembar menjadi 2,45 juta lembar.
Ray sebelumnya menjelaskan, rencana produksi batu bara HRUM pada 2024 berkisar antara 5 juta hingga 6,1 juta ton. Menurut dia, target produksi tersebut mengalami penurunan dibandingkan realisasi produksi batu bara sebesar 7 juta ton pada tahun 2023.
“Penurunan produksi ini disebabkan adanya revisi perkiraan tingkat produksi harga batu bara tahun ini, menghilangkan indikator-indikator sehingga kami dapat memastikan biaya produksi tetap stabil,” ujarnya dalam paparan publik, Jumat (7/6/2024).
Ray melihat harga batu bara cukup stabil pada awal tahun ini dibandingkan enam bulan terakhir tahun 2023. Dengan penurunan harga batu bara yang tidak mereda lagi, HRUM memperkirakan harga jual batu bara akan lebih stabil pada tahun ini.
“Ke depan, kami berharap harga jual batu bara akan lebih stabil. Realisasi harga tergantung komposisi penjualan domestik dan ekspor ke depan,” kata Ray.
Sedangkan pada kuartal I 2024, HRUM mencatatkan penjualan batu bara sebanyak 1,7 juta ton. Penjualan tersebut turun 9,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,8 juta ton.
Berikutnya, untuk bisnis nikel, Ray menjelaskan HRUM menargetkan produksi nikel ingot (NPI) dan matte sebanyak 62.000-70.000 ton pada tahun 2024. Target produksi tersebut meningkat signifikan dibandingkan produksi tahun lalu yang hanya 7.800 ton. .
“Saat itu, kami baru bisa mengkonsolidasikan produksi nikel Infei Metal Industry pada kuartal IV 2023,” ujarnya.
Dari sisi harga, HRUM melihat harga nikel sangat fluktuatif pada awal tahun ini setelah mengalami penurunan harga yang cukup tajam pada tahun 2023. Namun, kata dia, harga nikel dalam beberapa pekan terakhir meningkat menjadi $20.000 per ton. .
Ke depan, HRUM memperkirakan harga nikel akan tetap berada pada kisaran $16.000-$20.000 per tahun, sehingga memberikan potensi untuk menghasilkan margin yang baik bagi HRUM.
Hingga triwulan I-2024, HRUM mencatatkan volume penjualan nikel sebanyak 8.509 ton, meningkat 8,5% dibandingkan triwulan IV-2023 sebanyak 7.842 ton.
Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan apa pun dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel