Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) Arsal Ismail mengatakan perkiraan produksi batu bara perseroan hingga akhir tahun 2024 sudah sesuai dengan rencana anggaran dan biaya operasional (RKAB).

Arsal mengatakan produksi batu bara pada akhir tahun ini sekitar 41,3 juta ton. Saat ini perkiraan perdagangan sekitar 43,1 juta ton dan transportasi 33,7 juta ton.

Produksinya sejauh ini sesuai RKAB kita, sesuai perkiraan sampai akhir tahun, kata Arsal saat ditemui di Jakarta, Rabu (2/10/2024).

Di sisi lain, Arsal mengatakan, harga batu bara baru mulai naik pada kuartal IV 2024. Ia memperkirakan harga batu bara akan stabil hingga akhir tahun.

Alhamdulillah sedikit membaik dibandingkan kuartal III kemarin, kita berharap harga stabil, ujarnya.

Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan produksi batu bara PTBA dalam 3 tahun sekitar 151,3 juta ton.

Sepanjang semester I 2024, PTBA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,03 triliun. Berdasarkan laporan keuangan yang dilaporkan Kamis (1/8/2024), Bukit Asam menerbitkan 19,64 triliun atau meningkat 4,15% dibandingkan posisi Juni 2023 sebesar 18,58 triliun.

Namun laba bersih PTBA naik 10,02% year-on-year menjadi Rp 16,23 triliun pada semester I/2024.

Barang-barang yang mengalami kenaikan antara lain jasa pertambangan dari 4,42 triliun menjadi 5,03 triliun dan jasa angkutan batu bara dari 4,05 triliun menjadi 4,36 triliun.

Sejalan dengan meningkatnya beban pokok pendapatan, laba bersih PTBA turun 16,96% YoY menjadi Rp 3,40 triliun pada akhir Juni 2024.

Sebaliknya, PTBA melaporkan jumlah produksi batu bara sebesar 18,76 juta ton pada Semester I/2024.  Jumlah tersebut turun 18,8 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun PTBA melaporkan volume perdagangan batu bara sebesar 20,05 juta ton pada Semester I/2024. Rapor menunjukkan pertumbuhan sebesar 15% dari tahun ke tahun.

Sementara ekspor batu bara PTBA tercatat meningkat 20% year-on-year menjadi 8,48 juta ton.

Penafian: Informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel