Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. (BRIS) atau BSI mengakhiri kemitraan pada tahun 2021 ketika pandemi Covid-19 masih berkecamuk. Namun pasca merger, bisnis BSI berkembang pesat hingga masuk dalam jajaran 10 besar bank syariah dunia.

Presiden Hery Gunardi mengatakan, menurut penelitian, 70% hingga 90% perusahaan berakhir dengan kegagalan. “Karena unmerger itu memunculkan ego, sikap, dan pemikiran yang lama,” ujarnya dalam acara Bedah Buku Mega Merger di Era Pandemi, Jumat (11/7/2024).

Oleh karena itu, perlu kehati-hatian dalam melakukan merger, termasuk merger atau akuisisi PT Bank BRI Syariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan dengan PT Bank BNI Syariah pada tahun 2020. “Masalah terbesarnya adalah budaya ., kalau budayanya tidak diperbaiki, bisa gagal,” tuturnya. 

Kini, menurutnya, yang diikuti oleh perusahaan perbankan syariah bukan hanya mencari keuntungan, tapi juga menciptakan perusahaan baru dengan mengambil hal-hal yang baik. 

“Di antara ketiga bank tersebut, BSM penjualannya bagus, BNI Syariah pendapatannya bagus, BRI Syariah pendapatannya bagus,” ujarnya.

Hasilnya, setelah tiga tahun menjalin kerja sama, BSI mencatat pertumbuhan bisnis yang pesat. Pada kuartal I 2024, BSI mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 17,07% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 1,71 triliun. 

Pada aktivitas brokerage, pendapatan BSI meningkat 15,92% menjadi Rp 246,54 triliun dari sebelumnya Rp 212,67 triliun. Alhasil, nilainya meningkat 14,25% menjadi Rp357,9 triliun dari sebelumnya Rp313,25 triliun. 

Kemudian, BSI menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp297,34 triliun, meningkat 10,43% dari sebelumnya Rp269,26 triliun. Laba bersih BSI mencapai Rp180,96 triliun, tumbuh 9,29% yoy dari sebelumnya Rp165,57 triliun. 

Hery mengatakan, dari segi pendapatan, BSI termasuk dalam lima besar bank di Indonesia. Kemudian dari segi aset, BSI menjadi bank keenam dengan aset terbesar.

Pasca merger, BSI memiliki 6 juta nasabah. Hery mengatakan, jumlah nasabah BSI merupakan yang terbesar kelima di Indonesia. “Pekerjaan ini paling menguntungkan,” kata Hery.

Bank emiten yang terdaftar di BRIS ini masuk dalam 10 besar bank syariah terbesar di dunia, dilihat dari kapitalisasi pasar atau kapitalisasi pasarnya.

Sebagai referensi, BSI berada di bawah Emirates Islamic Bank di posisi ke-9 dengan kapitalisasi pasar US$ 10,38 miliar, dan Abu Dhabi Islamic Bank di posisi ke-8 dengan kapitalisasi pasar US$ 10,94 miliar.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel