Bisnis.com, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengimbau investor agar tidak terjebak dalam perangkap influencer saham yang berisiko menimbulkan kerugian finansial di masa depan.
Pasalnya, belakangan ini ramai heboh di media sosial mengenai seorang influencer berinisial ARR yang diduga salah mengelola dana investasi masyarakat senilai Rp 71 miliar.
Influencer tersebut diketahui kerap memposting tentang investasi dan memiliki puluhan ribu pengikut di media sosial.
Jeffrey Hendrick, Kepala Pengembangan BEI, mengatakan investor harus bisa membedakan antara influencer dan manajer atau penasihat investasi. Sebab untuk menjadi manajer investasi pengelola dana investasi masyarakat diperlukan izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Untuk menjadi penasihat atau manajer investasi, ada POJK yang mengaturnya dan harus memiliki izin dari OJK,” kata Geoffrey kepada Bisnis, Rabu (3/7/2024).
Ia melanjutkan, BEI selama ini mendukung para pegiat media sosial untuk membuat konten seputar investasi saham melalui program Sekolah Pasar Modal.
Dalam beberapa tahun terakhir, BEI telah mengundang puluhan pegiat media sosial untuk mengikuti Sekolah Pasar Modal agar mereka dapat mengkomunikasikan kontennya dengan lebih baik kepada para pengikutnya, kata Jeffery.
Namun terkait influencer saham berinisial ARR yang diduga salah mengelola reksa dana saham Rp 71 miliar, Jeffrey mengatakan ARR tidak pernah mengikuti pelatihan kualifikasi formal dari BEI.
Kasus CEO Joska Akar Abiasa
Sekadar mengingatkan, pada pertengahan tahun 2022 ini banyak terjadi kasus penipuan investasi yang dilakukan oleh CEO Jouska Finansial Indonesia Aakar Abyasa Fidzuno yang mengakibatkan puluhan orang merugi hingga miliaran rupee.
Joska Akar Abiasa Fidzono, CEO perusahaan ini, divonis 6 tahun 6 bulan penjara karena melakukan aktivitas pasar modal gelap dan tindak pidana pencucian uang. Selain Akar, hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat juga memvonis Direktur PT Amarta Investama Tias Nugraha Putra dengan hukuman 6,5 tahun penjara.
Hakim mencatat, keduanya terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana dengan beroperasi di pasar modal sebagai penasihat investasi tanpa izin usaha dari BAPAM dan didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang.
Akar Abyasa Fidzono dan terdakwa Tias Nugraha Putra divonis pidana penjara 6 tahun 6 bulan dan denda masing-masing Rp 2 miliar, dengan syarat jika denda tidak dibayar diganti Rp 2 miliar. Bagus. Mah, kata hakim saat membacakan putusan, Selasa (23 Agustus 2022).
Tanda-tanda yang harus diperhatikan oleh investor yang tidak berpengalaman
1. Influencer terus-menerus membual tentang keuntungan besar dalam rupee yang mereka peroleh dalam waktu singkat. Perlu diketahui bahwa saham merupakan instrumen berisiko yang cenderung merupakan investasi jangka panjang dan memiliki pergerakan naik dan turun yang relatif cepat.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ini tidak menjelaskan margin of safety atau perbedaan antara nilai intrinsik suatu saham dan harga jual saat ini. Seringkali informasi hanya sekedar potensi keuntungan yang besar, namun tidak ada gunanya bagi investor yang tidak berpengalaman untuk mencapainya dalam waktu singkat dan cepat, karena suspensi atau UMA (aktivitas pasar yang tidak biasa) pasti akan terjadi.
3. Menciptakan FOMO atau dikenal juga dengan istilah “fear of missing out”, rasa cemas dan takut ketinggalan berita atau peristiwa terkini. Informasi rekomendasi pembelian saham diumumkan di media sosial dengan jumlah follower yang banyak untuk membuat FOMO, atau dengan perkiraan ada ratusan ribu follower yang akan membeli dan menikmati terlebih dahulu. Keuntungan
4. Menarik para pemula sebagai investor anggota trader melalui rekomendasi media sosial. Tak jarang kolaborasi diperlukan untuk memudahkan transfer informasi, karena sekecil apa pun volumenya, akan berguna untuk membongkar inventaris.
5. Membentuk forum kelompok khusus untuk komunikasi dua arah untuk mengkoordinasikan anggota dalam pembelian (perhatikan kombinasi pelatihan dan diskusi forum kelompok). Ada grup berbayar dan gratis. Tentu saja grup gratis tidak akan menerima informasi secepat dan seakurat grup berbayar.
—————
Penafian: Pesan ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel