Bisnis.com, Jakarta – Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rahman memperkirakan anak perusahaan pelat merah seperti PT Pertamina Hulu Energy, sub-holding pertambangan MIND ID dan PalmCo bisa melakukan penawaran umum perdana pada tahun 2025. .

Iman mengatakan, sejauh ini belum ada perusahaan publik yang akan melakukan penawaran umum perdana (IPO) hingga batas waktu 2024. Oleh karena itu, dia berharap BUMN yang valuasinya besar bisa mencatatkan sahamnya di bursa nanti. tahun 

“Pada tahun 2025, kami berharap anak perusahaan Pertamina, Inalum [subholding Mind ID] dan PTPN, bisa tercatat di bursa karena jika melihat kapitalisasi pasar kami, didorong oleh perusahaan-perusahaan besar yang likuid. BUMN diharapkan, swasta juga,” ujarnya di Jakarta, Kamis (17/10/2024).

Dia mengatakan BEI berharap pemerintah melanjutkan program penerbitan BUMN untuk memastikan masing-masing lembaga mempunyai target. Selain itu, Kementerian BUMN bisa menstimulasi kinerja perusahaan-perusahaan pelat merah baru. 

Ia juga menjelaskan, saat ini terdapat 14 perusahaan pelat merah yang tercatat di bursa dan 23 emiten merupakan perusahaan terafiliasi dengan penyertaan negara. Jumlah ini tergolong rendah dibandingkan Malaysia yang memiliki 28 perusahaan pelat merah di pasar saham. 

“Kami berharap siapa pun Menteri BUMN yang baru mampu mengawal dan mempertahankan inisiatif-inisiatif BUMN tersebut. Dan tentunya kita mengharapkan tambahan pasokan dari pemerintahan baru ini, khususnya untuk BUMN-BUMN besar,” ujarnya. 

Toto Pranoto, Wakil Direktur Institut Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (UI), mengatakan IPO BUMN atau anak perusahaan cukup menjanjikan bagi investor karena dapat meningkatkan likuiditas di ibu kota. pasar.

“Kami mencari emiten publik menjanjikan yang memiliki eksposur signifikan, setidaknya setara dengan saham-saham yang termasuk dalam LQ45,” ujarnya kepada Bisnis.

Menurut dia, kemungkinan IPO di antara anak usaha BUMN adalah PT Pupuk Kaltim. Pasalnya, perseroan merupakan salah satu produsen pupuk terintegrasi terbesar di Asia Tenggara dengan kinerja solid dan rencana ekspansi menjanjikan.

Ia juga menilai IPO harus menjadi prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran, terutama jika dinamika pasar berada dalam kondisi yang tepat, seperti pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan atau kondisi perekonomian global yang membaik.

Kolumnis BUMN di Datanesia Institute, Harry Gunawan, mengatakan prospek IPO perusahaan publik sebenarnya terbuka lebar karena banyak anak perusahaan BUMN yang kinerjanya sangat baik.

Namun, menurutnya, menyiapkan anak usahanya untuk listing di BEI memerlukan komitmen kuat dari induk perusahaan pelat merah tersebut.

“Dalam pembentukan holding, hanya holding yang berstatus BUMN dan anak perusahaannya tidak. “Karena itu, peluang IPO akan lebih besar, namun aspek transparansinya akan lebih ketat sehingga holdingnya harus dilepas,” ujarnya.

Lihat berita dan cerita lainnya di Google Berita dan Saluran WA.