Bisnis.com, JAKARTA – Meningkatnya keuntungan industri peer-to-peer (P2P) lending atau dikenal dengan pinjaman online (pinjol) didukung oleh industri yang semakin efisien.

Hingga Agustus 2024, industri P2P lending mencatatkan peningkatan laba dibandingkan posisi Juli 2024 sebesar Rp656,80 miliar. Selain itu, industri pembiayaan P2P yang unggul juga semakin berkembang. Tercatat, Outstanding P2P Loan pada Agustus 2024 sebesar Rp72,03 triliun, meningkat 35,62% year-on-year (y-o-y), melanjutkan pertumbuhan pada periode Juli 2024 sebesar 23,97% y-o-y.

Dengan demikian, risiko kredit bermasalah secara agregat atau TWP90 tetap sebesar 2,38%, membaik dibandingkan Juli 2024 sebesar 2,53%.

Ivan Nikolas, Group CEO dan Co-Founder Akseleran, menjelaskan peningkatan laba di industri P2P lending disebabkan oleh kemampuan meningkatkan pendapatan dan melakukan efisiensi sehingga mengurangi biaya. 

“Peningkatan pendapatan bisa disebabkan oleh peningkatan volume distribusi atau peningkatan biaya. Penurunan beban karena efisiensi,” kata Ivan kepada Bisnis, Senin (10/07/2024).

Sedangkan di Akseleran, sepanjang tahun 2024, total pendanaan yang disalurkan mencapai Rp2,22 miliar, dengan total pendanaan yang beredar mencapai Rp675,38 miliar. 95% penerima pinjaman Akseleran berasal dari sektor produktif dan UMKM. Ivan menargetkan tahun ini Akseleran mampu membukukan pendapatan sekitar Rp 80 miliar, dengan keuntungan mencapai sekitar Rp 15 miliar.

Sejauh ini Akseleran berhasil mempertahankan pertumbuhan pendapatan dan efisiensi bisnis. “Di Akseleran kami juga terus meraup untung dari Januari hingga September. Pendapatan meningkat sekitar 5 hingga 10%, pengeluaran turun 40% dibandingkan periode tahun lalu,” kata Ivan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel