Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menawarkan obligasi dan sukuk senilai total Rp 1 triliun untuk membiayai pembelian rolling stock dan lokomotif perusahaan pelat merah tersebut. 

Surat Utang Obligasi Permanen Kereta Api Indonesia Tahun I Tahun II Tahap 2024 dengan jumlah pokok Rp700 miliar dan Obligasi Ijarah Permanen I. Kereta Api Indonesia II. fase Tahun 2024. Rp 300 miliar. 

Obligasi KAI menawarkan tingkat kupon sebesar 6,9% untuk jangka waktu 3 tahun, 7,2% untuk jangka waktu 5 tahun, dan 7,3% untuk jangka waktu 7 tahun. 

Masa penawaran umum obligasi dan sukuk KAI akan dilakukan pada 7 Agustus 2024 dan alokasinya pada 8 Agustus 2024. Rencananya surat utang tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 12 Agustus 2024. 

Dengan penerbitan obligasi ini, KAI berpotensi mengantongi dana segar senilai Rp1 triliun dari pasar obligasi korporasi. Dalam tambahan informasi yang dipublikasikan Selasa (8/6/2024), KAI mengungkapkan niatnya menggunakan dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan sukuk. 

Rencananya, sebagian besar dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk membayar pembelian 54 lokomotif senilai hingga Rp 500 miliar. Lokomotif tersebut akan digunakan untuk mengembangkan angkutan barang di wilayah Sumatera Selatan. 

Sementara sisanya akan digunakan untuk menyelesaikan proyek infrastruktur KAI a.l. Lokasi stasiun Kramasan dan angkutan barang jalur ganda di Sumatera Selatan. 

“Seluruh dana Sukuk Ijarah setelah dikurangi biaya pencairan akan digunakan perseroan untuk pembelian fasilitas berupa aset bergerak seperti kurang lebih 1.125 unit kendaraan flatbed,” tulis manajemen KAI. 

Saat ini, lanjutnya, pembelian aset bergerak masih dalam proses pengadaan. Dana Sukuk juga akan digunakan KAI untuk membangun infrastruktur pendukung pengembangan angkutan barang di Sumsel.

Manajemen KAI menambahkan, apabila dana hasil penawaran umum Sukuk Ijarah tidak mencukupi, maka kekurangan tersebut akan dibiayai dari kas internal perseroan. KAI juga membuka kemungkinan pemberian pembiayaan eksternal lainnya untuk pembayaran sebagian fasilitas pinjaman dan rencana pembangunan. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel