Bisnis.com, JAKARTA – PT BNI Life Insurance (BNI Life) menyatakan penurunan suku bunga yang dilakukan Bank Indonesia (BI) berpotensi berdampak pada penurunan imbal hasil obligasi sehingga dapat mendorong kenaikan harga obligasi.

Hal ini menyusul keputusan BI yang memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6%, serta keputusan The Fed sebelumnya yang memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5%.

Neny Asriany, Direktur Utama dan Pj Direktur BNI Life, mengatakan kenaikan harga obligasi akibat penurunan imbal hasil bisa membuat pelaku pasar melakukan aksi ambil untung. Namun, dia memperingatkan bahwa ada risiko investasi kembali setelah langkah ini.

“Harus kita sadari bahwa hasil ambil untung di masa depan tidak akan memberikan return yang tinggi,” kata Neny saat dihubungi Bisnis, Kamis (19/9/2024).

Terkait target investasi, Neny menjelaskan penurunan suku bunga yang terjadi pada semester I-2024 menimbulkan perbedaan target dengan perkiraan awal, mengingat pasar memperkirakan penurunan suku bunga mulai tahun 2023. Namun demikian, Neny justru penuh harapan. bahwa BNI Life akan mampu beradaptasi dan mencapai tujuan investasi.

Berdasarkan laporan keuangan BNI Life Agustus 2024, total investasi perseroan tercatat sebesar Rp 23,77 triliun. Investasi terbanyak dilakukan pada obligasi negara (SBN) senilai Rp 12,77 triliun, disusul reksa dana senilai Rp 5,67 triliun. 

Perseroan mengantongi obligasi korporasi Rp3 triliun, tabungan Rp1,42 triliun, dan deposito Rp662 miliar. Selain itu, BNI Life juga mengalokasikan pinjaman politik senilai Rp227 miliar dan investasi langsung sebesar Rp13,9 miliar.

BNI Vie berkomitmen untuk terus memantau aktivitas pasar untuk meningkatkan hasil investasi di tengah perubahan lingkungan perekonomian.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA