Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat penerimaan pajak hingga Mei 2024 telah terkumpul Rp760,38 triliun atau naik 28,23% dari target tahunan.

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, realisasi penerimaan pajak hingga Mei 2024 mengalami penurunan sebesar 8,4% (year-on-year/year).

Di antara total penerimaan perpajakan, Sri Mulyani mengatakan penerimaan Ph nonmigas yang memberikan kontribusi terbesar mengalami penurunan sebesar 5,41% year on year.

Realisasi PPH nonmigas hingga Mei 2024 tercatat sebesar Rp443,72 triliun atau mencapai 41,73% dari target dalam APBN 2024.

Sri Mulyani mengatakan, turunnya penerimaan PPh nonmigas disebabkan turunnya harga komoditas sehingga berdampak pada turunnya keuntungan perusahaan tambang. 

“Perusahaan di sektor pertambangan mengalami penurunan pendapatan dibandingkan tahun 2023, artinya masih menghasilkan uang tetapi labanya menurun sehingga penerimaan pajaknya menurun,” ujarnya dalam konferensi pers APBN kita, China (27 / 6) /2024).

Di sisi lain, Sri Mulyani menyebut penerimaan PPN dan PPnBM yang juga berkontribusi besar tercatat sebesar Rp 282,34 triliun, masih tumbuh baik sebesar 5,72% year on year.

Sementara penerimaan PPh migas tercatat sebesar Rp 29,31 triliun, turun 20,64% (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

“Kalau Ph migas, penurunannya lebih banyak karena kenaikan migas. Walaupun kita lihat harga minyak sangat stabil dan juga sesuai nilai tukar seharusnya mendatangkan uang lebih banyak dari rupiah, tapi menaikkan . sudah menurun, hal ini perlu kita fokuskan pada produksi migas Indonesia. “, jelas Sri Mulyani.

Selain itu, realisasi penerimaan PBB dan pajak lainnya yang berhasil dihimpun sebesar Rp5 triliun juga mengalami penurunan sebesar 15,03% YoY.

Sri Mulyani mengatakan penurunan pajak tersebut disebabkan pembayaran tagihan pajak pada tahun 2023 tidak terulang pada tahun ini.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel