Bisnis.com, Jakarta – Buy Now (BNPL) atau bisnis pembayaran yang dipimpin oleh industri perbankan akan tumbuh hingga September 2024.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Surat Wesel (BNPL) sebesar Rp 19,82 triliun tumbuh 46,42 persen pada September 2024. Risiko Paylater masih terjaga dengan rasio NPL sebesar 3,98%.

Dari pemain PT Bank Mandiri (Persero) Tabak. (BMRI) mencatat, sejak diluncurkan akhir tahun lalu, Livin’ Paylater terus tumbuh positif.

CIO Mandree Bank Timothy Utama mengatakan pengguna Livin’ Paylater meningkat 60 persen dari kuartal sebelumnya. 

Kemudian nilai transaksinya meningkat 2,5 kali lipat dibandingkan nilai transaksi bulanan pada awal tahun 2024. 

Namun saya juga ingin menekankan bahwa kita harus sangat berhati-hati. “Apalagi yang sebenarnya kami minati adalah kualitas kredit bermasalah (NPL) yang sangat baik,” ujarnya, Minggu (17/11/2024).

Ia juga berharap layanan tersebut dapat membantu masyarakat dalam bertransaksi dalam jumlah yang lebih kecil namun tetap mendatangkan manfaat yang besar. 

Kedepannya Bank Mandari akan terus memantau perkembangan, menjaga prinsip kehati-hatian dan memberikan pelayanan terbaik bagi Livin’ Paylater.

Begitu pula dengan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga menyoroti kinerja perusahaan sebagai bisnis buy-hold, artinya Paylater BCA memiliki prospek positif hingga September 2024. 

EVP Corporate Relations dan Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mencatat, saldo Paylater mencapai Rp300 miliar, dengan pertumbuhan rasio non-performing loan (NPL) sebesar 169% menjadi kurang dari 2% pada September 2024.

“Kami merasa sangat positif bisa menyasar segmen yang mungkin tidak memiliki banyak tiket,” ujarnya di Indonesia Knowledge Forum di Jakarta, Selasa (12/11/2024).

Sementara itu, pengguna layanan BCEP Liter telah mencapai 150 ribu pelanggan, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, dimana hingga Juni 2024, pengguna layanan BCEP Liter telah mencapai 119 ribu pelanggan.

Ternyata Paylater BCA sudah diluncurkan sejak Oktober 2023. Fitur ini merupakan fasilitas kredit yang dapat digunakan sebagai alternatif pembayaran dengan memindai QRIS di aplikasi myBCA. 

Sebelumnya, Presiden BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan paylater tidak dimaksudkan untuk bersaing langsung dengan kartu kredit, melainkan merupakan produk pelengkap yang memberikan solusi tambahan bagi sektor konsumen. 

Menurutnya, paylater dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang memiliki keterbatasan dana pada waktu-waktu tertentu, namun belum memiliki syarat untuk menerima kartu kredit.  

“Jadi, itu bukan produk tersendiri,” katanya, “tapi ada tambahannya Paylater untuk teman-teman yang tidak punya kartu kredit.”

Selain itu, Jaja juga menjelaskan bahwa pengguna kartu kredit yang sudah memiliki kartu namun belum mendapatkan peningkatan limit kredit dapat menggunakan paylater sebagai alternatif tanpa menunggu limit kartu kreditnya ditingkatkan. 

“[Misalnya] kalau kartu kredit Anda sudah mencapai limit maksimal, namun belum mendapat kenaikan, Anda bisa menggunakan paylater,” ujarnya. 

Oleh karena itu, BCA menciptakan produk paylater untuk menjadi alternatif bagi nasabah karena kebijakan penerimaan kartu kredit saat ini masih ketat.

Beliau juga mengatakan: Tujuan pembayaran ini bukanlah uang, melainkan perlindungan uang bagi seseorang yang membutuhkan cicilan.   

Sebagai pasar yang kami ikuti [Pemain Paylater], tentu jawaban kami adalah peluang ketika orang perlu membeli sesuatu, tetapi mereka mungkin tidak memiliki kapasitas uang tunai, jadi kami membantu. Menggunakan mekanisme Paylater.”

Temukan berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel