Bisnis.com, Jakarta— PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (TUGU) atau Tugu Insurance mengandalkan model bisnis asing untuk beroperasi di sektor asuransi kredit. 

Pada Mei 2024, biaya penulisan bisnis asuransi kredit TUGU dilaporkan sebesar Rp2,6 miliar. 

Sudarlin, CTO Tugu Insurance, mengungkapkan total tanggung jawab asuransi sedang dikendalikan. “Dan masih sesuai dengan tujuannya,” kata Sudarlin kepada Bisnis, Minggu (30/6/2024). 

Menurut dia, strategi menekan jumlah klaim asuransi kredit melalui “Tugu Insurance” adalah dengan mengambil risiko yang wajar. Selain itu, perusahaan sangat selektif dalam memilih jenis pinjaman yang dapat dijaminkan.

Menurutnya, Tugu Insurance lebih memilih kemitraan usaha yang fokus pada asuransi produktif dibandingkan asuransi kredit konsumer.  “Apalagi asuransi kredit Tugu Insurance juga diambil dari perusahaan asing. “Dengan begitu, biaya pendaftaran bisa lebih ditekan,” kata Sudarlin. 

Pada kuartal pertama tahun 2024, asuransi pertanggungjawaban menjadi permintaan terbesar di industri asuransi umum. Porsinya mencapai 34,38% dari total klaim asuransi yang dibayarkan pada kuartal I 2024 yang mencapai Rp 11,56 triliun. Klaim asuransi kredit mencapai Rp3,97 triliun, naik 35,5% year-on-year (y/y) dari Rp2,93 triliun. 

Urutan kedua dan ketiga ditempati oleh lini usaha transportasi dan asuransi kesehatan. Masing-masing klaim mencapai Rp2,02 triliun untuk asuransi mobil, naik 17,5% dari Rp1,72 triliun pada kuartal I 2023, dan asuransi kesehatan Rp1,74 triliun, naik dari Rp1,59 meningkat 9,3% dari sebelumnya. 

Secara keseluruhan, total klaim asuransi yang dibayarkan meningkat sebesar 16,9% menjadi Rp 11,56 triliun pada triwulan I tahun 2024, dari Rp 9,8 triliun pada triwulan I tahun 2023. Dari sisi premi, penjaminan kredit juga mengalami peningkatan pada triwulan I tahun 2023. 2024.

Pada periode tersebut, lini bisnis ini menunjukkan peningkatan pembayaran sebesar 19,3% dari sebelumnya Rp4,14 triliun menjadi Rp4,94 triliun. Bidang usaha lain yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah barang yang mencapai 51% dari Rp 9,5 triliun menjadi Rp 6,35 triliun pada triwulan I 2024.

Kini, di tengah kebutuhan asuransi kesehatan yang semakin meningkat, premi juga meningkat sebesar Rp3,4 triliun pada kuartal I-2024. Angka tersebut meningkat 26,3% dibandingkan Rp2,72 triliun pada kuartal sebelumnya sebelum tahun 2023. 

Sedangkan asuransi mobil meningkat 13,8% menjadi Rp5,9 triliun pada kuartal I 2023 dari sebelumnya Rp5,2 triliun. Secara keseluruhan, seluruh premi asuransi mencapai Rp32,7 triliun, meningkat 26,1% dari Rp25,9 triliun pada kuartal I-2023.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA