Bisnis.com, Jakarta – Pergerakan saham Unilever Indonesia (UNVR) secara teknis mulai terbentuk jelang agenda pembayaran dividen tahun buku 2023, namun fundamental perseroan masih tetap menarik di paruh kedua.

Unilever Indonesia menetapkan pembayaran dividen pada Kamis (18/7/2024). Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), pembagian dividen final ditetapkan sebesar Rp 2,93 triliun atau Rp 77 per saham.

UNVR sebelumnya membagikan dividen interim tahun buku 2023 sebesar Rp63 per saham atau Rp2,4 triliun pada Desember 2023. Dengan demikian, total dividen yang dibagikan UNVR mencapai Rp140 per saham atau Rp5,34 triliun.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pergerakan saham UNVR jelang pembayaran dividen masih mengalami konsolidasi bearish dengan teknikal downtrend.

Ia merekomendasikan saham UNVR untuk mengincar close support di level Rp 2.750. Saat ini saham UNVR memiliki dividen sebesar Rp 2.860 atau turun secara year-to-date (YtD) sebesar 18,98%.

“Mudah-mudahan fase konsolidasi bearish akan mulai terbatas dan kembali ke konsolidasi bullish. Namun investor sebaiknya menunggu terbentuknya aksi harga lebih lanjut karena supportnya masih di Rp 2.750 atau belum terlalu dalam,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu. ( 17/7/2024).

Meski saham UNVR sedang naik, Knapp mengatakan kinerja dasar perusahaan masih menjanjikan. Skenario ini memperkirakan konsumsi domestik mencapai puncaknya pada kuartal kedua tahun 2024.

Menurut Nafan, momentum Ramadhan dan Idola Fitri pada kuartal kedua tahun ini menjadi katalis positif bagi UNVR. Namun kinerja perusahaan masih dibayangi sentimen boikot terkait konflik Israel-Palestina.

“Kita mampu melewati pemilu dengan baik dan konsumsi dalam negeri masih kuat. Dalam rilisnya, kinerja pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai puncaknya pada kuartal II tahun 2024 karena didorong oleh laju Ramadhan dan Idul Fitri,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Analis Kiwoom Securitas Indonesia Abdul Aziz Setyo Wibowo mengatakan kinerja penjualan UNVR masih memiliki ruang pertumbuhan yang terbatas karena persaingan yang ketat dan daya beli masyarakat yang masih melemah.

Dalam perkiraan tersebut, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan pembelian spekulatif pada saham UNVR dengan kisaran target Rp 2.930 hingga Rp 2.950 dan level support Rp 2.820 – Rp 2.810.

Beberapa perusahaan sekuritas telah mengubah peringkat saham UNVR, menurut laporan Bloomberg. Mirae Asset misalnya, menurunkan rekomendasinya untuk mempertahankan target harga di Rp 3.100. Rekomendasi serupa juga disampaikan OCBC dengan target Rp2.980.

Dari 31 sekuritas yang melakukan review saham UNVR, mayoritas atau maksimal 20 sekuritas memberikan rating hold. Sedangkan target harga saham UNVR diperkirakan sebesar Rp 2.812,80 dalam 12 bulan ke depan, sesuai konsensus analis.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel