Bisnis.com, Jakarta – Penerbit benih produk pangan dan agrokimia, PT BISI International Tbk. (BISI) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 240 miliar kepada pemegang saham. dalam

Arif Tony Kusuma, Direktur BISI Internasional pada rilis informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), terkait keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 27 Mei 2024 mengatakan perseroan akan melakukannya. Distribusi dan Pembayaran. Dividen tunai sebesar 240 miliar rupiah. dalam

Dividen tunai yang akan dibagikan per saham sebesar Rp 80 per saham, tulis Aliyev, Rabu (29 Mei 2023). dalam

Lebih lanjut dikatakannya, pembagian dividen interim cum dividen BISI di pasar reguler dan bilateral pada tanggal 4 Juni 2024, dan ex-dividen tunai di pasar reguler dan bilateral pada tanggal 5 Juni 2024. dan

Setelah itu, akan ditambahkan dividen interim di pasar spot pada 6 Juni 2024, dan dividen tunai akan dibayarkan di pasar spot pada 7 Juni 2024. Tanggal pencatatan atau pemegang saham yang berhak menerima dividen adalah 6 Juni 2024. dan

“Pembayaran dividen tunai diharapkan dapat dilakukan pada 14 Juni 2024,” ujarnya. dalam

Arif mengatakan, jadwal pelaksanaan dan tata cara pembayaran dividen tunai telah dikoordinasikan dengan BEI, Pusat Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Otoritas Efek perseroan. dalam

Pak Areef juga menegaskan bahwa pembagian dividen tunai tahun 2023 kepada pemegang saham BISI Internasional tidak akan mempengaruhi kelangsungan operasional BISI sebagaimana disebutkan di atas.

Sebagai perbandingan, BISI melaporkan laba bersih sebesar 2,29 triliun rupiah pada tahun 2023, atau kurang dari pendapatan tahun 2022 sebesar 2,41 triliun rupiah. dalam

Jika dirinci berdasarkan segmen, pendapatan BISI didorong oleh penjualan benih jagung sebesar Rp, benih sayur dan buah sebesar Rp 12,16 miliar, serta benih lainnya sebesar Rp.

Seiring dengan penurunan pendapatan, beban pendapatan BISI juga mengalami penurunan menjadi Rp 1,13 triliun dibandingkan Rp 1,4 triliun pada periode yang sama tahun 2022.

Alhasil, BISI membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 595,62 miliar, meningkat 13,87% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 532,08 miliar.

______

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel