Bisnis.com, BADUNG – PT Biofarma (Persero) menjalin 3 perjanjian kerja sama dengan sejumlah negara Afrika. Kerja sama ini mencakup pemenuhan kebutuhan obat dan vaksin untuk transfer ilmu pengetahuan dan teknologi.
Direktur Utama Biopharma Shadiq Akasya mengatakan kerjasama ini dilaksanakan untuk mendukung Afrika dalam mencapai kemandirian farmasi khususnya produk vaksin.
“Jadi tidak hanya impor produk jadi. Bisa dikelola sendiri karena targetnya 60% produk lokal [vaksin] di Afrika, bertahap,” kata Shadiq saat ditemui di Hotel Mulia Bali, Selasa (3/9). /2024).
Sedangkan kerjasama pertama dengan Atlantic Lifescience Limited Ghana untuk produk vaksin Tetanus Diphtheria (TD). Jika produk ini didistribusikan, Biofarma akan menghasilkan pendapatan hingga 20 juta dolar.
Kontrak kedua dengan Kenya untuk produk Pentavalent, yaitu vaksin yang mengandung 5 antigen. Potensi pendapatannya mencapai 60 juta dollar AS.
“Hal lain yang kami fokuskan adalah transfer ilmu dari insan Biopharma yang dikirim ke sana. Transfer teknologi ini merupakan upaya kami agar mitra kami di Afrika bisa berdiri sendiri,” ujarnya.
Sedangkan kontrak ketiga dengan Nacfarm Zimbabwe berupa produk jadi disediakan Kimia Farma dengan potensi mencapai US$ 3 juta.
Di sisi lain, Biofarma juga melakukan transfer ilmu untuk membangun kapasitas sumber daya manusia. Setelah itu, Sadik mengatakan pihaknya juga akan melakukan transfer teknologi.
“Kita punya bahan mentahnya dari sini lalu kita kirim ke sana untuk diformulasi ke sana, setiap vaksin keluar dari sana. Resistensi di Afrika, dengan meningkatkan pengetahuan dan teknologi kita, sehingga bisa berproduksi di fasilitas mereka sendiri,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel