Bisnis.com, JAKARTA – Novo Nordisk Indonesia dan Bio Farma akan memproduksi obat diabetes di Indonesia.

Dalam kerja sama ini, Novo Nordisk menghadirkan keahlian dalam perawatan diabetes dan produksi insulin, sedangkan Bio Farma menghadirkan kemampuan manufaktur lokalnya.

Dengan menggabungkan kekuatan kedua belah pihak, kemitraan ini bertujuan untuk menciptakan landasan pengelolaan diabetes yang lebih kuat dan berkelanjutan di Indonesia.

Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI, mengatakan diabetes merupakan ibu dari segala penyakit. Diabetes yang tidak terkontrol akan menimbulkan komplikasi.

“Saat ini kita miskin dalam hal skrining, dan kita perlu mereformasi sistem layanan kesehatan. Jika kita dapat mendeteksi dan mengobati diabetes sejak dini, biaya perawatan akan lebih murah dan dapat meningkatkan kualitas hidup pengidap diabetes. 10.000 reformasi layanan kesehatan primer untuk pengelolaan diabetes yang lebih baik Tujuan dari kerja sama Novo Nordisk Indonesia dan Bio Farma ini adalah untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa masyarakat Indonesia, jelasnya dalam keterangannya.

Shadiq Akasya, Direktur Utama Bio Farma, mengatakan kerja sama dengan Novo Nordisk akan meningkatkan kemampuan Bio Farma.

Tujuan dari kemitraan ini adalah untuk secara signifikan meningkatkan akses terhadap pengobatan diabetes berkualitas dan terjangkau, meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan diabetes kronis, dan memperkuat kapasitas sistem kesehatan Indonesia untuk mengatasi tantangan global.

“Pencapaian tujuan ini memerlukan komitmen kolektif, terutama dari pemerintah, untuk mendukung produksi produk rumah tangga yang inovatif.” dia berkata.

“Kolaborasi dengan Bio Farma ini memperkuat komitmen kami kepada Indonesia untuk mendorong perubahan penyakit kronis yang serius. Meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes sangat penting untuk mewujudkan visi ini, dan kami berupaya untuk memberikan akses yang setara terhadap pengobatan diabetes,” kata Sreerekha Sreenivasan, Wakil Presiden dan General Manager, Novo Nordisk Indonesia.

Meningkatnya prevalensi diabetes di Indonesia mendorong pentingnya kolaborasi ini. Saat ini, diperkirakan 19,5 juta orang hidup dengan diabetes, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 28,6 juta pada tahun 2045.

Kondisi kronis ini termasuk dalam tiga besar penyebab kematian di Indonesia, menunjukkan pentingnya pengelolaan diabetes yang efektif.

Banyak penderita diabetes di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mengelola kondisinya karena terbatasnya pengetahuan dan kesadaran tentang penyakit ini serta pengobatan yang tepat.

Laporan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tahun 2020 mengungkapkan, hanya 2 juta orang yang terdiagnosis dan dirawat dalam sistem pelayanan kesehatan nasional (Jaminan Kesehatan Nasional, JKN).

Hal ini memprihatinkan, apalagi berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SHI) tahun 2023, diperkirakan 80,6% penderita diabetes di Indonesia yang terdiagnosis dan mendapat pengobatan menderita diabetes yang tidak terkontrol.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel