Bisnis.com, Jakarta — Praktik perjudian online yang dikenal dengan sebutan jodol menjadi perhatian pemerintah karena melemahkan daya beli masyarakat dan menurunkan konsumsi rumah tangga. Pada akhirnya, hal-hal tersebut berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi. 

Menteri Keuangan Sri Mulani Andrawati menjelaskan, dana yang dimiliki masyarakat yang seharusnya dialihkan ke kelompok makanan dan minuman serta kelompok konsumen lainnya justru terserap oleh krisis. 

Akibatnya, konsumsi rumah tangga yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah dan menjadi indikator utama pertumbuhan ekonomi, hilang begitu saja. 

Saya tidak memungkiri kita harus hati-hati. Katanya pada Rapat Kerja (Reker) Komisi XI DPR, Rabu (13/11/2024) “Munculnya Jodol, Daya Beli yang Tak Mengarah ke Konsumsi maka di Jodol kalah.” 

Sri Mulani mengatakan pemerintah cerdas dan akan mengambil strategi untuk mengatasi krisis di Tanah Air. Dia akan bekerja sama dengan seluruh kabinet untuk memberantas rezim jahat ini. 

Mengingat pertumbuhan ekonomi triwulan III-2024 yang tumbuh sebesar 4,95% year-on-year (y-o-y), maka pangsa terbesarnya berada pada konsumsi rumah tangga sebesar 53,08%. 

Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,91% year-on-year, lebih lambat dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2024 yang sebesar 4,93%. 

Sementara itu, Sri Mulani meminta wakilnya Angitu Abimanyu mengatasi permasalahan jodol yang melibatkan ekonomi bayangan. 

Bendahara Negara mengatakan pihaknya saat ini tengah mengambil langkah untuk menahan kegiatan keuangan yang tidak masuk dalam lingkup Direktorat Jenderal Pajak (DIT). 

Sebagai informasi, shadow economy merupakan perekonomian bawah tanah yang tidak diakui pemerintah dan mendistorsi kinerja pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB). 

Akibatnya ratusan triliun pendapatan masyarakat yang off-the-radar pun terbuang sia-sia di kas pemerintah karena tidak melaporkan pajak dan hal ini berdampak pada pencapaian target penerimaan pajak. 

“Saya tanya ke Pak Angito, sebenarnya dia masuk armada Kementerian Keuangan, sesuai maksud Pak Prabowo waktu itu dia minta sisi pendapatannya besar” yang dianggap tidak layak ditangkap. Sifatnya ilegal , informal, bawah tanah, bayangan, apa pun sebutannya abu-abu,’ katanya. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA