Bisnis.com, Surabaya – Hanya sedikit bank yang menyasar pasar end-to-end di Indonesia karena berbagai permasalahan yang melingkupinya, seperti tingginya risiko permodalan. PT BTPN SIYARIA TBK. (BTPS) yang fokus di pasar mikro-end juga punya tips menjaga kualitas uangnya.
Direktur BTPN Syariah Davy Njuliyanti mengatakan BTPN Syariah sejak awal berdirinya menyasar pasar yang kurang terlayani, khususnya perempuan atau segmen ultra mikro. Berbagai tantangan dihadapi dalam menyasar pasar ini.
“Tantangannya berat,” ujarnya saat grand opening KC BTPN Syariah Surabaya dan penyerahan penghargaan dukungan nasabah umroh, Rabu (5/6/2024).
Kelompok masyarakat yang disasar BTPN Syariah adalah kelompok perempuan unbanked.
Kelompok perempuan ini tidak memiliki perekonomian yang kuat. Namun perbankan harus bekerja lebih keras untuk menjaga kualitas dananya.
Setelah itu pihak bank telah mengembangkan beberapa cara agar kualitas uangnya tetap terjaga. Misalnya Banks melompat ke arah lapangan atau mengambil bola. “Biasanya di bank, kalau nasabah mau pinjam, datang ke kantor cabang, sekarang kita yang datang ke nasabah,” kata Davey.
Katanya, kantor cabang di Jatim hanya ada satu, yakni Surabaya. Namun BTPN Syariah memungkinkan operasional di setiap lokasi atau kelompok nasabah.
BTPN Syriyah memiliki Community Officer atau lebih dikenal dengan Empower Bankers yang bertugas memberikan layanan langsung kepada nasabah di setiap lokasi. “Jadi idenya mendekatkan diri dengan nasabah, memberikan layanan keuangan,” jelas Davy.
Selanjutnya strategi yang dilakukan BTPN Syariah adalah dengan menerapkan prinsip BDKS kepada nasabah. BDKS merupakan metafora dari Niat, Disiplin, Kerja Keras dan Keberanian untuk saling membantu dalam segala urusan keuangan tanpa agunan.
Bank BTPN Suriah atau tokoh masyarakat tidak hanya memberikan layanan perbankan, namun juga mendekatkan diri kepada nasabah dengan melakukan penagihan setiap dua minggu sekali.
“Hal ini kami ajarkan kepada ibu-ibu, jadi syaratnya mereka harus [membayar angsuran] tepat waktu, dan datang untuk dijemput,” ujarnya.
Selain layanan perbankan, BTPN Syariah juga menawarkan program pemberdayaan kepada nasabahnya. Tujuannya agar bisnis klien tetap berkembang, sehingga seiring berkembangnya bisnis, ia juga punya saham, ujarnya.
Kini, setiap pusat memiliki pemimpin atau ketua yang dipercaya. Kepala istana berkuasa dan akan merangkul anggotanya.
Ainul Yaqin, Head of Corporate and Marketing Communications BTPN Syariah, mengatakan untuk memberikan pembiayaan yang berkualitas, BTPN Syariah juga mengedepankan pola pikir disiplin di kalangan nasabahnya.
Ainul mengatakan, “Menciptakan sikap perempuan terhadap rencana BTPN Suriah. Lima orang pertama [klien di tengah] itu penting. Kami berbicara dengan mereka dari hati ke hati.”
Dia, salah satu nasabah BTPN Syariah di Desa Tambakaswah, Sidoarjo, mengatakan melalui pertemuan rutin dua minggu sekali, nasabah seperti dirinya tidak hanya mendapatkan layanan perbankan tetapi juga pengembangan bisnis dan pengelolaan keuangan. Dengan kemampuan pengelolaan keuangan yang lebih baik, nasabah mampu membayar tagihan tepat waktu.
Mereka mulai mengajukan dana ke BTPN Syariah sebesar 4 juta dolar. “Tidak ada masalah saat pembayaran. Itu diambil dari pendapatan sehari-hari,” ujarnya.
Usahanya semakin berkembang, mulai dari berjualan kue secara online, hingga bisa menyewa toko, memiliki toko, dan memiliki toko kue lengkap dengan harga rumah.
Dengan berbagai strategi tersebut, BTPN Syariah juga mampu mempertahankan kinerja kelas aset. Hingga kuartal I 2024, BTPN Syariah telah menarik dana sebesar Rp 10,9 triliun. Sedangkan aset perbankan mencapai Rp 21,2 triliun.
Bank penerbit kode BTPS ini mencatatkan penurunan non-performing financing (NPF) bruto dari 3% pada Maret 2023 menjadi 2,97% pada Maret 2024. Net NPF pun turun dari 0,5% menjadi 0,02%.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel