Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) buka suara atas laba bersih Kelompok Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang turun 5,41% dibandingkan tahun sebelumnya (YoY/YoY). Capai Rp 6,82 triliun pada Semester I/2024. 

Wakil Ketua Umum II Asbanda Busrul Iman menjelaskan, banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, antara lain terkait cost of fund seperti cost of fund, serta pembentukan cadangan kerugian saldo (CKPN).

Kepada Bisnis, Senin (9/9/2024) “Secara umum penurunan laba disebabkan berbagai faktor, antara lain tingginya biaya keuangan yang dialami BPD dan berdirinya CKPN,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (9/9/2024).

Ia melanjutkan, pembentukan CKPN dilakukan oleh beberapa bank di daerah dalam upaya meningkatkan kepatuhan terhadap rasio manajemen atau rasio kecukupan likuiditas.

Sesuai Peraturan Bank Indonesia (BI) No. Tanggal 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, CKPN merupakan penyisihan yang dibentuk apabila nilai buku aset keuangan setelah saldo lebih kecil dari nilai buku awal.

Pria yang juga menjabat sebagai Direktur PT Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. alias Bank Jatim (BJTM) lalu menjabarkan strategi menjaga laba bersih BPD hingga akhir tahun 2024.

Selain mendorong pemulihan, pihak Laos juga mendorong pengembangan bisnis untuk meningkatkan pendapatan dari sektor Kredit.

Tak hanya itu, Busrul juga menekankan peningkatan fee income atau pendapatan lain di luar pendapatan bunga kredit sebagai upaya lain menjaga laba bersih bank daerah hingga akhir tahun ini. 

“Di sisi lain, upaya yang efektif juga penting, terutama meningkatkan dana murah/CAS [Rekening Giro] yang lebih baik,” ujarnya.

Sementara itu, Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis OJK memberikan rangkuman, laba bersih bank umum pada semester I/2024 mencapai Rp 126,52 miliar, tumbuh 5,46% per tahun dari Rp 119,97 triliun.

Namun terjadi penurunan laba pada kelompok bank pembangunan daerah. BPD meraih laba sebesar Rp6,82 triliun, turun 5,41% dari laba Juni 2023 sebesar Rp7,21 triliun.

BPD menyusul kelompok perbankan lain seperti bank asing, bank swasta, dan bank pemerintah dalam hal laba bersih pada 6 bulan pertama tahun 2024.

Selain penurunan laba bersih yang dialami kelompok BPD, Bank Negara atau Bank Negara masih menguasai sebagian besar laba bersih Bank Nasional hingga semester I-2024. 

Data OJK menunjukkan grup perbankan pelat merah ini mencatatkan laba bersih Rp65,03 triliun pada semester I/2024, meningkat 6,68% dibandingkan periode sama tahun lalu dengan nominal Rp60,96 triliun. Kelompok ini juga mendominasi laba bersih industri secara keseluruhan dengan rasio 51,4%.

Di antara bank-bank BUMN, bank swasta meraih laba sebesar Rp46,83 triliun pada semester I-2024, meningkat 2,61% dari posisi Juni 2023 sebesar Rp45,64 triliun. Laba bank swasta menyumbang 37,01% terhadap total laba. bank nasional. Keuntungan semester I/2024.

Kelompok cabang bank yang berlokasi di luar negeri atau bank asing menduduki peringkat berikutnya dengan perolehan laba sebesar Rp 7,13 triliun pada Juni 2024, dengan tingkat pertumbuhan dua digit (15,75%) dari level Rp 6,16. triliun pada tahun lalu. Bank asing menyumbang 5,64% dari seluruh keuntungan perbankan nasional pada semester I/2024.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel