Bisnis.com, DENPASAR – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono menjelaskan, terdapat 13 proyek bagi investor, termasuk 9 proyek di Bali, yang berpotensi besar sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Acara tahunan Bali Jagadhita 2024 mengundang investor dalam dan luar negeri untuk berinvestasi di Bali dan Nusa Tenggara.

Acara yang digelar di Meru Sanur pada Senin (6/10/2024) ini fokus membahas potensi investasi di daerah, khususnya Pulau Dewata. Selain pemerintah dan Bank Indonesia, investor dalam dan luar negeri juga turut diundang. 

“Bali Jagadhita sudah empat tahun mempromosikan produk MKOC. Tahun ini (2024) adalah tahun istimewa, kami membuka tema investasi, karena Bali perlu diversifikasi ekonomi agar tidak hanya bergantung pada industri pariwisata. Bali. Tiga tahun lalu karena pertumbuhan ekonomi negatif karena Covid, ternyata hanya bergantung pada industri,” kata Dhoni, Selasa (11/6/2024). 

Khusus untuk Bali, pemerintah saat ini menawarkan beberapa peluang investasi yang penting bagi pembangunan pemerintah. Usulan Kawasan Investasi Pusat Kebudayaan Bali (PKB) di Kabupaten Klungkung seluas 337,68 hektare akan disulap menjadi pusat seni dan pariwisata dengan fasilitas terpadu seperti panggung terbuka berkapasitas 20.000 kursi dan gedung seni modern. Teknologi berkapasitas 2.500 orang, mulai dari museum hingga gedung kongres untuk acara MICE.

Sebagai penunjang utama kemampuan, pemerintah telah memperbaiki infrastruktur jalan, jembatan, dan lahan agar dapat melaksanakan pembangunan fisik dengan lebih baik. 

Kawasan PKB juga akan terhubung dengan Bandara Internasional Pusa Nusa Penida, Sanur dan Ngurah Rai. Maka PKB akan membangun pelabuhan yang menghubungkan tempat-tempat tersebut. Pemerintah mengusulkan untuk menawarkan pelabuhan wisata di PKB kepada investor. 

Sang Mahendra Jaya, Pj Gubernur Provinsi Bali, menjelaskan selain PKB, pemerintah daerah juga menawarkan investor untuk berinvestasi di Monumen Turyapada di Buleleng, kemudian membangun kereta bawah tanah atau kereta bawah tanah dari bandara ke banyak tempat wisata di Bali. Canggu seperti Kuta.

Kami akan membangun sistem transportasi bernama Bali Urban Rail yang bukan kereta biasa melainkan kereta wisata. Pembangunan kereta ini dilakukan di bawah tanah sehingga efisien karena ruang di Bali terbatas. Tujuan pembangunan ini untuk mengurangi kemacetan yang melanda kawasan wisata Bali,” kata Mahendra.

Struktur induk menara Turyapada setinggi 115 meter di atas bukit ditopang oleh struktur tiang pancang berdiameter 15 meter dan ditempatkan sedalam 25 meter ke dalam tanah.

Sedangkan landasan pendaratan akan diperkuat dengan tiang pancang dengan diameter total 60-80 cm. Metode konstruksinya dirancang tahan terhadap gempa bumi, badai kuat, dan bertahan 500 tahun. 

Monumen ini dibangun dengan total anggaran sebesar 331 miliar. Selain sebagai objek wisata, infrastruktur telekomunikasi akan berfungsi sebagai pemancar televisi terestrial digital, kemudian dipasang pemancar telekomunikasi seluler, internet, dan radio di atas monumen.

Tujuannya agar kapal induk bisa menjangkau pelosok Bali dan menghilangkan lahan terlantar, ujarnya.

Gunung Turyapada dianggap sebagai lanskap ikonik pertama di Indonesia dan simbol kawasan Bali Utara. Model bisnisnya terbagi dalam lima bidang, antara lain penyewaan alat telekomunikasi, event pariwisata, MICE, gemerlap dan terbuka serta kegiatan pendukung lainnya. 

Menurut PJ, pembangunan Bali harus berbasis pada kearifan lokal, sedangkan prioritasnya adalah melestarikan alam dan tradisi Bali. Sebab menurutnya nilai-nilai spiritual selalu digunakan dalam konstruksi masyarakat Bali melalui berbagai ritual.

Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) I Wayan Sumarajaya menjelaskan, pada tahun 2020 hingga 2024, investasi di Pulau Dewata tercatat sebesar Rp 66,4 triliun.

87% investasinya berada di kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) yang notabene merupakan kawasan wisata. Sedangkan di luar Sarbagita hanya 13% atau Rp 6,5 triliun dalam 6 tahun.

Ketua DPMPTSP mengatakan, pemerintah daerah telah menyiapkan sektor investasi prioritas Bali. Saat ini, investasi pada pengembangan industri akan didorong untuk mendukung transformasi digital, modernisasi dan digitalisasi pertanian, diikuti oleh sektor ekonomi hijau, industri kreatif, dan pariwisata.

“Juga kita dorong investasi pada rantai manufaktur global. Kemudian kembangkan green investment, transportasi, dan logistik. Kemudian investasi di Bali harus fokus pada riset dan inovasi,” kata Sumarajaya.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Promosi/BKPM Rahmat Ullianto dari Kementerian Investasi menjelaskan bahwa pemerintah mendukung upaya daerah untuk mendorong investasi berkelanjutan.

Pemerintah juga harus siap menghadapi permasalahan investasi. Meringankan segala tantangan yang dihadapi investor yang ingin berinvestasi di Indonesia.

“Kami juga siap mendorong investasi di Bali, Kementerian Investasi/BKPM memiliki kisah sukses proyek peluang investasi berkelanjutan yang dirancang dan dipromosikan oleh Kementerian Investasi/BKPM. Proyek terminal dan regasifikasi gas alam cair (LNG) di Bali merupakan investasi andalan IDR. 1,62 triliun (siklus bisnis),” ujarnya

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel