Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatatkan aliran modal asing masuk senilai Rp3,06 triliun pada pekan pertama Mei 2024, setelah terjadi tren aliran modal asing keluar pada pekan-pekan sebelumnya.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pada minggu pertama Mei 2024, modal asing akan mulai mengalir ke pasar Surat Utang Negara (SBN) dan SRBI.

Rinciannya, transaksi tersebut terdiri dari pembelian bersih di pasar SBN sebesar Rp3,75 triliun, penjualan bersih di pasar saham sebesar Rp2,27 triliun, dan pembelian bersih Surat Berharga Bank Indonesia Rupiah (SRBI) sebesar Rp1,58 triliun.

“Pada 3 hari pertama minggu pertama Mei, inflow SRBI sebesar Rp1,58 triliun. Bahkan, SBN yang awalnya outflow kembali menjadi inflow pada minggu pertama Mei tiga hari pertama berjumlah Rp3,75. triliun,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Berkala KSSK II Tahun 2024, Jumat (3/5/2024).

Melalui aliran modal tersebut, Perry menyebut menjadi salah satu faktor penguatan rupee pada Kamis dan Jumat (2 dan 3 Mei 2024).

Pada akhir perdagangan Jumat (3/5/2024), rupiah menguat ke Rp 16.083 per dolar AS. Sehari sebelumnya atau 2 Mei 2024, rupiah juga menguat ke Rp 16.185 per dolar AS, setelah sebelumnya mencapai Rp 16.200.

Sementara berdasarkan data Perkembangan Indeks Stabilitas Rupiah 3 Mei 2024, BI mencatat capital outflow di pasar Surat Utang Negara (SBN) sebesar Rp53,76 triliun sepanjang tahun kalender hingga 2 Mei 2024 (year-to-date).

Pada periode yang sama, pembelian bersih nonresiden dari pasar saham sebesar Rp6,11 triliun dan pembelian bersih dari SRBI sebesar Rp13,87 triliun.

Berdasarkan perkembangan minggu pertama triwulan II tahun 2024, premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun pada 2 Mei 2024 sebesar 73,30 bps, turun dibandingkan 76,85 bps pada 26 April 2024.

Sedangkan imbal hasil SBN tenor 10 tahun pada Jumat (3/5/2024) sebesar 7,10% atau turun dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (2/5/2024) sebesar 1,17%.

Nilai tukar rupee pada Jumat pagi berada pada level (penawaran) Rp 16.160 per dolar AS.

Ke depan, BI menegaskan akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi kombinasi kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA