Bisnis.com, Jakarta – Direksi Bank Indonesia (RDG BI) pada rapat Juli 2024 kembali mempertahankan suku bunga di 6,25%. BT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) pun menyampaikan tanggapan atas keputusan tersebut.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Teuku Ali Usman mengatakan kebijakan Bank Mandiri berkontribusi positif terhadap pertumbuhan kredit yang terus menunjukkan tren pesat hingga akhir semester I/2024 yang masih bertahan.

“Di sisi lain, kami melihat masih ada waktu untuk memperkuat rupiah. Namun, kita perlu mewaspadai volatilitas mata uang dengan melihat dinamika politik di Amerika Serikat (AS) dan global. fluktuasi ekonomi. 

Sementara itu, hingga akhir Mei 2024, portofolio pinjaman bank tunggal Bank Mandiri meningkat 19,5% year-on-year (YoY) menjadi $1,152,53 triliun. 

Disusul pembiayaan pihak ketiga (DPK) yang meningkat 12,9% year-on-year menjadi Rp 1.296,1 triliun yang ditopang oleh uang murah atau Current Account (CASA).

Sejalan dengan situasi perekonomian dalam negeri yang tetap positif dan diikuti dengan permintaan kredit yang baik, perseroan memperkirakan utang Bank Mandiri akan terus tumbuh sesuai pedoman sekitar 13%-15% pada tahun 2024.

Seperti diketahui, Rapat Direksi Bank Indonesia pada 16-17 Juli 2024 memutuskan mempertahankan suku bunga di level 6,25%. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiu mengatakan keputusan ini mempertimbangkan kondisi eksternal, serta menelaah data domestik yang didukung konsumsi dan investasi.    

Ia juga mengatakan, peningkatan insentif dan ekspor produk membawa perbaikan perekonomian. Artinya, keyakinan Bank Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi masih berada pada kisaran 4,7%-5,5%. 

Meski demikian, Bank Indonesia memperkirakan defisit neraca pembayaran masih terjadi pada triwulan II 2024 meski dalam posisi berkurang. 

Selain itu, Perry mengatakan BI belum mengubah rencana penurunan suku bunga atau BI rate yang masih belum berubah hingga kuartal IV 2024. Perry mengatakan masih melihat ruang untuk penurunan suku bunga yang sesuai dengan kondisi FFR Amerika pestanya dan berlanjut. untuk memantau Departemen Keuangan AS dan kinerja dolar AS. 

“Kemungkinan besar arah penurunan BI rate tidak akan berubah, yakni pada triwulan IV 2024, dan FFR rate justru bisa membaik,” ujarnya. 

Sementara itu, bank sentral AS atau Federal Reserve membuka kemungkinan penurunan federal funds rate (FFR) lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada akhir tahun 2024. Perry mengatakan, FFR telah menurun lebih cepat dibandingkan tahun 2024 hingga November 2024.   

“Awalnya kami memperkirakan angkanya hanya akan turun di bulan Desember, dan kemungkinan untuk pindah ke bulan November semakin besar, kami tidak berani mengatakan bahwa kami akan melanjutkan ke bulan September, meskipun kami memperkirakan pasarnya genap berbulan-bulan,” kata Perry dalam September.   

Selain itu, ia menjelaskan perekonomian global, dalam hal ini inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan, menyebabkan ekspektasi penurunan tingkat pembiayaan lebih lanjut. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel