Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga menjadi 6,25 persen dan mempertahankannya pada level tersebut pada bulan ini. Namun suku bunga pinjaman bank baru termasuk Bank Mandiri (BMRI) dan BRI (BBRI) sudah turun.
BI sebenarnya sudah memutuskan menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate dari 6% menjadi 6,25% dalam rapat Dewan Pengurus (RDG) pada 23-24 April 2024. Oktober 2023.
Sementara itu, dalam RDG terbaru periode 21-22 Mei 2024, BI memutuskan mempertahankan suku bunga di angka 6,25%.
Di antara tren kebijakan moneter dan kredit BI, tercatat bahwa suku bunga pinjaman bank baru justru mengalami penurunan. Berdasarkan laporan asesmen BI, suku bunga kredit baru berlanjut menjadi 9,33% pada April 2024 dengan penurunan sebesar 46 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya dari 9,79%.
Penurunan tersebut juga tercermin pada rata-rata pergerakan suku bunga pinjaman baru dalam tiga bulan yang turun 8bps menjadi 9,73% dari 9,82%.
Laporan BI baru-baru ini menyatakan, “Penurunan suku bunga pinjaman baru ini terjadi di tengah suku bunga DPK (Dana Ketiga) yang tetap.
Sementara itu, penurunan suku bunga pinjaman baru terjadi di hampir seluruh kelompok perbankan kecuali cabang bank asing yang terus tumbuh. Suku bunga pinjaman di Bank Mandiri dan BRI
Suku bunga pinjaman baru di bank pemerintah seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tabak. (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Misalnya (BBRI) yang turun dari 8,99% pada Maret 2024 menjadi 8,35% pada April 2024.
Kemudian persentase pinjaman baru pada bank pembangunan daerah (BPD) menurun dari 9,68% menjadi 9,61%. Kemudian suku bunga pinjaman pada bank swasta nasional turun dari 10,58% menjadi 9,93%. Hanya bunga pinjaman pada bank asing yang meningkat dari 8,07% menjadi 8,87%.
Sebelumnya, Kepala Ekonom Mandir Bank Andrey Asmore mengatakan meski BI level masih tinggi, bahkan naik, namun respon terhadap bunga pinjaman perbankan akan terbatas.
“Perbankan menjaga suku bunga tetap rendah karena ketatnya persaingan penyaluran kredit, seperti sektor korporasi, grosir, konsumer dan lainnya,” ujarnya pada acara Mandiri Macro and Market Brief – Thriving Through Transition pekan lalu (14/5/2024). . .
Bank juga diasumsikan tidak segera menaikkan suku bunga kreditnya ketika BI level naik demi menjaga kualitas aset.
“Bank bereaksi sangat hati-hati ketika menaikkan suku bunga,” kata Andrew.
Selain itu, tahapan menyikapi bunga pinjaman juga sudah dilewati. Ketika suku bunga BI diperkirakan akan naik pada pertengahan tahun 2022, perbankan segera bereaksi dengan menaikkan suku bunga pinjamannya.
“Jadi, tahun lalu terjadi [tren kenaikan suku bunga]. Periode Juli, Agustus 2022 sampai Februari dan April 2023 ada kenaikan yang agresif. Setelah itu suku bunga curam atau flat. Jadi sekarang tidak ada. Kata Andrey : Lebih banyak reaksi.
Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra juga mengatakan meski suku bunga masih tinggi, namun suku bunga kredit perbankan tidak akan langsung naik.
“Dari periode saat ini, BI sudah menaikkan suku bunga sebesar 275 bps dari tahun 2022. Namun jika dilihat dari pengalihan bunga pinjaman perbankan, masih turun.” (16/5/2024).
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA