Bisnis.com, JAKARTA – Banyak bank besar yang optimistis penyaluran kredit program Bank Indonesia (BI) akan tinggi dengan kebijakan Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) untuk mendorong sektor-sektor paling aktif mulai 1 Januari 2025.

Presiden Direktur PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau Bank BJB (BJBR) Yuddy Renaldi mengatakan dengan melihat situasi saat ini, mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor yang memiliki lapangan kerja terbanyak akan meningkatkan lapangan kerja bagi masyarakat.

“Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga konsumsi kembali meningkat,” ujarnya kepada Bisnis, China (17/10/2024). 

Perlu diketahui, untuk sektor-sektor yang paling aktif seperti pertanian, manufaktur, dan perdagangan, pangsa ketiganya merupakan yang terbesar di BJBR dengan total lebih dari 15%. 

Menurutnya, dengan adanya insentif ini tentunya KLM akan memberikan uang lebih kepada BJB sehingga bisa lebih efisien dalam menyalurkan kredit.

Begitu pula PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mengapresiasi langkah bank sentral yang memperluas stimulus ini ke sektor padat karya, termasuk sektor perumahan. Pasalnya, hal tersebut mendorong pertumbuhan pinjaman di sektor-sektor tersebut.

Sekretaris Perusahaan BTN Ramon Armando mengatakan, sebagai bank yang bisnisnya fokus pada penyediaan pembiayaan pada sektor perumahan, kebijakan ini akan membantu mendapatkan tambahan pendanaan. 

“Penting untuk mendukung penyaluran kredit ke sektor perumahan, karena sektor ini terkait dengan 185 subsektor lain yang juga menghambat lapangan kerja,” ujarnya.

Ia mengatakan, setiap rumah yang dibangun mampu menampung lima pekerja, sehingga membangun 100.000 rumah membutuhkan 500.000 pekerja dalam setahun. 

Selain itu, lanjutnya, BTN akan menjadi pemain utama dalam proyek tiga juta rumah yang diusung pemerintah baru, sehingga bertambahnya kecukupan dana akibat berkurangnya GWM akan sangat membantu BTN untuk meningkatkan penyaluran kredit relokasi perumahan. sektor.

Dari bank swasta, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga melihat penggunaan KLM sebagai hal yang baik dalam mendorong pertumbuhan kredit, terutama untuk sektor-sektor penting yang lebih efisien dan dapat mendorong pertumbuhan lapangan kerja, seperti pertanian, manufaktur, dan perdagangan.

“Kami optimis restrukturisasi KLM dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia di masa depan,” kata EVP Corporate Communications and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn kepada Bisnis.

Sebagai referensi, BCA mencatat pertumbuhan kredit sebesar 15,5% year-on-year menjadi Rp 850 triliun per Juni 2024. Pertumbuhan ini berada di atas rata-rata industri, didukung oleh alokasi pinjaman yang hati-hati ke berbagai sektor. 

Sektor keuangan dan pertambangan nonmigas memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan utang BCA. Dari sisi finansial, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) BCA berada pada posisi sempurna, per Juni 2024, LDR perseroan berada di angka 72,7%.

Kedepannya, BCA akan selalu menyalurkan pinjaman pada sektor-sektor potensial, tentunya dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti situasi perekonomian nasional dan internasional. 

“Kami juga berkomitmen dalam pemberian pinjaman yang bijaksana, mencari kearifan melalui rencana yang bijaksana,” ujarnya. 

Perlu diketahui, Bank Indonesia (BI) berencana memperbaiki sistem insentif keuangan berupa pengembalian GWM kepada bank-bank penyalur kredit ke sektor-sektor utama yang mendorong lapangan kerja atau menciptakan lebih banyak lapangan kerja (lebih banyak pekerja) mulai awal tahun 2025.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA