Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia Perwakilan DKI Batavia terus menggalakkan perluasan transaksi digital dengan menargetkan QRIS menambah 274,778 juta pengguna baru dengan volume transaksi mencapai 1 miliar pada akhir tahun 2024. 

Wakil Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Hardi K Atmaja mengatakan bagian terbaiknya dari acara ini adalah sebagian besar generasi milenial percaya pada pembayaran QRIS.

“Kita membutuhkannya, karena pada April 2024 pengguna QRIS di DKI Batavia mencapai 118,328 juta, dan volumenya mencapai 462,55 juta. Batavia, Kamis (30/5/2024).

Di sisi lain, kata dia, pertumbuhan ekonomi Batavia tetap kuat meski menghadapi berbagai dinamika perekonomian global dan nasional. Sedangkan konsumsi dan lapangan kerja menjadi faktor pendorong perekonomian daerah.

“UMKM kita banyak yang terus berprestasi baik di sektor ketenagakerjaan, ritel, akomodasi, makanan dan minuman,” ujarnya dalam pemaparan.

Oleh karena itu, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, UKM perlu mendapatkan pembiayaan digital dengan cara yang sederhana dan terdigitalisasi. Menurutnya, pembiayaan digital dapat memberikan akses kredit yang fleksibel bagi pengusaha mikro di Indonesia. 

“Ini merupakan langkah rencana kami untuk meningkatkan inklusi keuangan, khususnya bagi masyarakat yang sulit dijangkau,” ujarnya. 

Tak hanya itu, dengan adanya cashless, jelas Hardi, UMKM juga dapat memperoleh manfaat karena dapat memberikan lembaga keuangan pengelolaan risiko atas aset-aset berisiko. 

Penilaian juga jauh lebih sederhana.

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat nominal transaksi digital melalui Standar Kode Respon Cepat Indonesia atau QRIS mencatat pertumbuhan hingga 194,06% year-on-year 2024 pada bulan April.  

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo tidak menyebutkan secara spesifik nominal transaksi yang dilakukan, namun pertumbuhan tersebut dibarengi dengan peningkatan jumlah pengguna merchant.  

Nilai nominal QRIS tumbuh 194,06% year on year dengan jumlah pengguna 48,90 juta dan jumlah merchant 31,86 juta, ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (22/5/2024).  

Sementara itu, QRIS lintas batas yaitu pelaksanaan transaksi rupee atau transaksi mata uang lokal (LCS) juga meningkat sebesar 34% (year-on-year) pada April 2024. 

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan, peningkatan tersebut terjadi dibandingkan tahun lalu, saat transaksi rupee di beberapa negara menggunakan QRIS sebesar $639,6 juta. 

“Secara tahunan (Januari hingga April), LCS mencapai $2,95 miliar. Naik 166% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” jelasnya.  

Destry juga menyampaikan, terjadi peningkatan jumlah transaksi yang dilakukan hingga mencapai 3.750 pada bulan April. Peningkatan ini dibandingkan Maret lalu yang hanya 2.602 pelanggar.  

“Jadi ada berbagai upaya yang dilakukan BI untuk melihat bagaimana kita bisa menarik dana asing untuk menjaga stabilitas nilai tukar,” ujarnya.

Berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel Check