Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) membeberkan pelemahan nilai tukar rupiah sepanjang sebulan terakhir akibat memanasnya situasi geopolitik.
Gubernur BI Perry Varjiyo mengatakan secara umum meski melemah, stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga sejalan dengan komitmen kebijakan yang diambil Bank Indonesia.
Pelemahan nilai tukar terutama didorong oleh meningkatnya ketidakpastian global akibat meluasnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, kata Perry, dikutip Sabtu (19/10/2024).
Namun dibandingkan level akhir Desember 2023, nilai tukar rupiah hanya melemah 1,17%.
Perry melihat pelemahan rupiah yang hingga hari kelima November 2024 sudah melemah 2,82%, namun lebih baik dibandingkan pelemahan peso, dolar Taiwan, dan won Korea yang melemah 4,25%, 4,58% dan masing-masing 5%.
Ia meyakini nilai tukar rupiah diperkirakan akan stabil seiring dengan harga sewa yang menarik, inflasi, dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut, serta komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas perekonomian.
Perry juga menghimbau agar seluruh instrumen keuangan terus dioptimalkan, termasuk mengoptimalkan layanan keuangan bagi pasar melalui instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI.
Hal ini untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik masuknya modal asing dan memperkuat nilai tukar rupiah.
Untuk itu, BI berupaya mempertahankan suku bunga acuan BI di angka 6%, setelah pada bulan lalu dipangkas sebesar 25 bps.
“Kami masih yakin rupiah akan stabil dalam jangka pendek dan cenderung menguat seiring berjalannya waktu,” lanjut Perry.
BI juga akan mengkaji ruang lingkup kekhawatiran pelonggaran kuantitatif dan lebih memperhatikan ekspektasi inflasi, nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi domestik.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel