Bisnis.com, JAKARTA – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) berhasil mendapatkan pembiayaan baru senilai Rp9 triliun untuk Semester I/2024. Segmen pembiayaan roda empat menjadi kontributor utama dengan nilai Rp6,1 triliun.

Per Juni 2024, perusahaan juga mencatatkan piutang pembiayaan yang dikelola sebesar Rp22,4 triliun, dan 57,5% di antaranya terutama disebabkan oleh modal kerja produktif. Distribusi piutang keuangan membuat total aset menjadi Rp 24,3 triliun, naik 0,5% quarter-on-quarter (q/q).

CFO BFI Sudjono mengatakan berbagai faktor mulai dari momentum pemilu, Ramadhan hingga faktor geopolitik yang mempengaruhi daya beli masyarakat mempengaruhi pencapaian BFIN semester I/2024. “Untuk menyiasatinya, alokasi pendanaan dilakukan lebih selektif dan diversifikasi produk dilakukan untuk menjaga kualitas portofolio pinjaman,” kata Sujona dalam keterangan tertulis yang diperoleh Bisnis, Minggu (28/07/2024).

Total pendapatan BFI Finance pada periode tersebut sebesar 3,1 triliun rupiah dan laba bersih mencapai 685,8 miliar rupiah. Pada Semester I/2024, porsi pendanaan BFI Finance untuk sektor otomotif masih menjadi yang terbesar yakni sebesar 76,3% untuk pembiayaan roda dua dan empat. Pembiayaan alat berat dan mesin menyumbang 14,9%, pembiayaan beragunan aset sebesar 4,4%, dan pembiayaan lainnya sebesar 4,3%, termasuk pembiayaan syariah yang mencatat pertumbuhan year-on-year (G/D) sebesar 39,2%.

Dari sisi sumber pendanaan, mayoritas berasal dari perbankan dan surat utang/obligasi masing-masing sebesar 75,6% dan 20,1%. “Penerbitan obligasi masih menjadi salah satu cara utama untuk mendiversifikasi sumber pendanaan, sehingga BFI Finance berencana menerbitkan obligasi baru pada kuartal III 2024 dengan total nilai Rp6 triliun,” ujarnya.

Pada semester I 2024, BFI Finance telah melunasi empat obligasi dengan total nilai nominal Rp 1,86 triliun. Dari sisi profil risiko, NPF BFI Finance terkendali pada level 1,47% gross dan 0,29% net hingga Juni 2024, turun 50 basis poin (bp) dibandingkan Juni 2023. Kantor Pelayanan (OJK) mencatat pada Mei 2024, NPF rata-rata industri akan menjadi 2,77%.

Cakupan pemilu tercatat sebesar 2,6 kali NPF bruto perseroan dan rasio modal bersih terus menunjukkan dinamika positif sebesar 1,2 kali atau jauh di bawah batas maksimal 10 kali lipat, tambah Sujona.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel