Bisnis.com, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Pak Mulyani sepakat membahas kerangka makroekonomi dan prinsip kebijakan fiskal tahun 2025 dengan DPR pada Senin (20/5/2024).
Hal itu disampaikannya usai mengikuti agenda Rapat Pimpinan (RAPIM) bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan membahas perubahan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 36/2023 yang telah direvisi sebanyak dua kali pada Jumat (17/5/2024) di Istana Merdeka.
Insya Allah akan kita jadwalkan [Senin ini] dengan DPR, katanya kepada Bisnis di kompleks Istana Kepresidenan.
Lebih lanjut, Pak Mulyani enggan menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan perubahan penetapan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025 pada kisaran 2,45%-2,8%.
Sebelumnya, Pak Mulyani mengatakan, pemerintah sebenarnya akan menyampaikan KEM-PPKF sebagai bahan awal pembahasan minggu depan terkait penyusunan nota keuangan dan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
“Saya sudah menginformasikan kepada Presiden mengenai situasi perekonomian terkini dan hasil kunjungan kemarin, serta persiapan pembicaraan dengan DPR minggu depan,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (16/5/2024).
Sekadar informasi, dokumen KEM-PPKF merupakan dokumen yang memuat gambaran mendalam mengenai tinjauan dan skenario kebijakan ekonomi dan fiskal.
Nantinya Nota Keuangan dan RAPBN KEM-PPKF 2025 akan dibahas antara pemerintah dan DPR sebagai bahan pembahasan awal persiapan.
Dokumen ini akan menjadi acuan Kementerian/Lembaga (K/L) dalam merumuskan usulan kebijakan dan anggaran pada tahun mendatang.
Sementara itu, rancangan asli KEM-PPKF 2025 menyebutkan defisit APBN berkisar 2,48%-2,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Bahkan, kisaran tersebut lebih tinggi dibandingkan APBN 2024 yang sebesar 2,29% PDB.
Sebaliknya, untuk proyeksi makro, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berkisar 5,3%-5,6%, sedangkan angka kemiskinan berada pada kisaran 6%-7%.
Kemudian direncanakan penurunan tingkat pengangguran terbuka menjadi 4%-5% dan koefisien Gini akan berada di kisaran 0,37. Kemudian indeks sumber daya manusia direncanakan sebesar 0,56, serta penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 38,6% pada tahun depan.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel