Bisnis.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan jumlah daerah yang mengalami inflasi (IPH) pada pekan pertama Agustus 2024 bertambah menjadi 139 kabupaten/kota dari pekan sebelumnya. Hanya ada 72 kabupaten/kota.

Pudji Ismartini, Wakil Kepala Bidang Distribusi dan Statistik BPS, mengatakan sebagian besar daerah yang mengalami kenaikan IPH pada minggu pertama Agustus 2024 turut menyumbang kenaikan harga komoditas seperti cabai rawit, beras, dan cabai. paprika merah.

Ia merinci, pada minggu pertama Agustus 2024, harga lada tercatat Rp69.158 per kilogram atau meningkat 17,66% dibandingkan rata-rata harga Juli 2024. Lada Kain pun meningkat pada periode tersebut, dari 202 kabupaten/kota menjadi 243 kabupaten/kota. wilayah/kota sejak minggu lalu.

“Harga cabai rawit mengalami kenaikan di 67,5% wilayah Indonesia,” kata Pudji pada acara penyesuaian inflasi daerah. Ini adalah sesuatu yang harus diketahui. “Jumlah daerah/kota yang mengalami inflasi terus bertambah.” Senin (5/7/2024).

Selain itu, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga cabai merah pada minggu pertama Agustus 2024 bertambah menjadi 125 kabupaten/kota, bahkan dalam seminggu terakhir hanya ada 66 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga cabai.

Fuji juga menyatakan, harga beras juga menjadi perhatian besar sehingga menyebabkan peningkatan IPH di banyak daerah. Rata-rata harga beras minggu pertama Agustus 2024 sebesar Rp15.145 per kilogram, meningkat 0,08% dibandingkan harga rata-rata Juli 2024.

“Harga beras di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 28,89%,” ujarnya.

Berdasarkan Kelompok Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga cabai pada awal Agustus 2024 adalah Rp 69.540 per kilogram. .

Diberitakan kantor berita tersebut, mengutip dari situs Bisnis.com, Senin (22/7/2024), Kementerian Pertanian Kementan meminta pemerintah daerah (Pemda) mendirikan sentra baru produksi semprotan merica sebagai strategi untuk mengatasi permasalahan tersebut. mengatur pasokan dan harga. 

Inti Perthvi Nashwari, Direktur Jenderal yang membidangi Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, sepakat jumlah lada akan dikurangi pada Juli dan Agustus 2024 Agustus 104.031 ton. 

Dijelaskannya, salah satu penyebab penurunan produksi pada bulan-bulan tersebut adalah kekeringan yang melanda lahan perkebunan lada seperti Lamongan, Tuban, dan Kediri.

“Tidak hanya kekeringan, tapi juga serangan serangga dan penyakit yang akan menurunkan produksi dan tentunya mengurangi pasokan,” kata Perthvi dalam rapat penyesuaian inflasi, Senin (22/7/2024). .

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA