Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap ke depannya jumlah perusahaan pelat merah di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan bertambah. 

Iman Rahman, Ketua BEI, berharap lebih banyak perusahaan milik negara yang melakukan IPO di masa depan dengan pemerintahan baru.

“Jadi pemberian kepada perusahaan, khususnya perusahaan besar, meningkat signifikan,” kata Iman dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024, Selasa (8/10/2024).

Hingga Oktober tahun ini, belum ada perusahaan pelat merah yang tercatat di bursa sejak awal tahun. IPO terakhir yang dilakukan perusahaan BUMN atau anak perusahaan adalah IPO PT Pertamina Geothermal Tbk. (PGEO).

PGEO mencatatkan sahamnya di bursa pada 24 Februari 2023 dengan modal Rp 9,06 triliun. PGEO menawarkan 10,35 miliar atau setara dengan 25% saham kepada publik dalam IPO kali ini.

Selain IPO BUMN, Iman mengatakan pihaknya berharap ada dukungan yang diberikan kepada pasar modal Tanah Air. Insentif tersebut seperti keringanan pajak bagi perusahaan yang ingin go public.

Sementara itu, Iman mengatakan, di bidang produksi, saat ini terdapat 938 eksportir di pasar modal, dan rata-rata 60 perusahaan yang tercatat setiap tahunnya. Namun, lanjutnya, masih sulit bagi emiten, perusahaan beacon, atau yang memiliki kapitalisasi pasar besar untuk melakukan IPO.

Iman menjelaskan, perusahaan lighting tersebut memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp3 triliun dan bebas dividen sebesar 15%.

“Di antara 60 eksportir, paling sedikit 5 merupakan perusahaan [stasiun]. Artinya, besarnya pasar sangat sulit dimasuki oleh perusahaan besar,” kata Iman.

Sementara itu, bursa mencatat hingga 4 Oktober 2024, terdapat 30 perusahaan yang tercatat dalam penawaran umum perdana bursa.

Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, dari 34 perusahaan berikut, 14 perusahaan memiliki aset besar atau lebih dari Rp 250 miliar.

Di sana, rata-rata ada 14 perusahaan dengan aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar yang mengantri IPO. Selain itu, dua perusahaan tersebut merupakan perusahaan dengan aset kecil atau aset kurang dari Rp 50 miliar.

Penafian: Surat ini tidak dimaksudkan untuk membujuk Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA