Bisnis.com, Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau BTN masih mempertimbangkan kemungkinan penyesuaian suku bunga baik tabungan maupun kredit dengan latar belakang BI rate yang masih berada di level tinggi yaitu 6,25%.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupoulou mengatakan, nantinya penyesuaian akan dilakukan berdasarkan tekanan pada biaya dana.

“[Saat ini] belum ada [koreksi]. Bulan depan saya belum tahu,” ujarnya kepada grup media di Jakarta, Jumat (21/06/2024).

Selain itu, kata dia, bunga merupakan cost of fund perseroan yakni cost of fund perseroan pada Mei 2024 yang turun lima poin. Sebab, dana institusional yang mahal dialihkan ke sumber pendanaan mid-cap atau mid-cap. 

Berdasarkan paparan perseroan, CoF BTN pada Maret 2024 mencapai 4,2%, meningkat 60 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni 3,6%.

“Saya berharap CoF-nya bisa impas walaupun kecil. [Jadi] sepertinya tidak perlu menaikkan suku bunga kredit menurut saya,” harapnya.

Lebih lanjut, Nixon mengatakan tantangan yang dihadapi perbankan saat ini adalah tingginya biaya dana pihak ketiga di pasar yang dipengaruhi oleh tingginya suku bunga dan nilai tukar.

Sedangkan “suku bunga tinggi” sendiri mengacu pada tingginya biaya yang harus dikeluarkan bank untuk memperoleh dana dari pihak ketiga, seperti nasabah atau lembaga lain.

Oleh karena itu, kata Nixon, BTN mencari kesenjangan efisiensi dengan mengalihkan dana institusi yang mahal ke sumber yang lebih murah, yakni institusi kelas menengah. 

“Kami melihat kesenjangan efisiensi dalam konversi dana institusi kelas atas, itu berubah dan [kami] mencari dana institusi kelas menengah. “Jadi kami membuat organisasi kelembagaan menengah, [kinerjanya] bagus, mencapai 42 triliun rubel pada Mei 2024, meningkat 46% dibandingkan tahun lalu,” ujarnya.

Menurut dia, perseroan sendiri tidak bisa sembarangan memangkas suku bunga secara langsung. “Jadi kami coba pindah ke yang posisi perdagangannya lebih baik,” ujarnya. 

Sebagai referensi, pada kuartal I 2024, BTN mencatatkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 14,8% menjadi Rp344,2 triliun dibandingkan Rp299,7 triliun pada periode yang sama tahun lalu.   

Nixon mengatakan pinjaman dan pembiayaan rumah masih menyumbang sekitar 85% dari pinjaman dan pembiayaan perusahaan. Pada kuartal I 2024, total kredit dan pembiayaan perumahan mencapai Rp 292,7 triliun, meningkat 10,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp 264,5 triliun.

Dari sisi pendanaan, BTN menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp357,74 triliun, naik 11,9% dari sebelumnya 319,6%. 

Rinciannya, dana murah meningkat 7,1% menjadi Rp 178,6 triliun. Kemudian simpanan meningkat 17,2% dan berjumlah 179,1 triliun rubel. Komposisi dana murah pada triwulan I 2024 tercatat sebesar 49,9%. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel