Bisnis.com, JAKARTA – Badan Jasa Keuangan (OJK) menyatakan meski di Indonesia dalam empat bulan terakhir yakni sejak Mei 2024, akibat anjloknya harga makanan, minuman, dan tembakau, kinerja perbankan di Tanah Air masih kuat. .

Sementara itu, Badan Pusat Statistik menemukan adanya penurunan inflasi dalam empat bulan terakhir, yakni pada bulan Mei (0,03%), Juni (0,08%), Juli (0,18%) dan Agustus (0,03%).

Chief Banking Officer OJK Dian Ediana Rae mengatakan saat ini pinjaman perbankan masih tumbuh mencapai 12,4% YoY menjadi Rp 7,515 triliun pada Juli 2024 dan terus menghasilkan keuntungan yang tinggi. 

ROA bank tercatat tetap kuat di angka 2,69% dan berada di angka 2,66% pada Juni 2024. 

Selain itu, ketahanan bank juga kuat tercermin dari permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang berada pada level tinggi dan meningkat sebesar 26,61% dibandingkan bulan Juni yang mencapai 26,09% sehingga memberikan mitigasi pengurangan risiko di tengah musim yang efektif. . ketidakpastian global. 

Begitu pula dengan perbankan, yang selalu mewaspadai beberapa faktor penyebab turunnya harga komoditas, ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/9/2024).

Ia juga berharap dampak anjloknya harga bahan baku terhadap aktivitas perekonomian dan dunia usaha tidak terlalu besar. 

Ke depan, dengan diturunkannya suku bunga internasional, Dian berharap aktivitas perekonomian global akan meningkat dan mempengaruhi pergerakan positif perekonomian.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar juga mengatakan, di tengah resesi ekonomi global, perekonomian Indonesia masih tumbuh sebesar 5,05% year-on-year pada kuartal II-2024. Saat ini, meski mengalami penurunan, inflasi IHK masih tumbuh sebesar 1,91% tingkat tahun ke tahun. 

Mahendra menilai hal ini masih menunjukkan permintaan terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menjadi kabar baik. 

“Khusus di sektor jasa keuangan, total nilai bank masih tumbuh sebesar 12,4% year-on-year, dan perusahaan keuangan menyediakan 10,53% year-on-year pada Juli 2024. Pertumbuhan jasa keuangan terus berlanjut dan meningkat. terawat dengan baik,” ujarnya dalam konferensi pers RDK OJK. Agustus 2024, Jumat (6/9/2024).

Menurut dia, perkembangan perekonomian dalam negeri juga dibarengi dengan aktivitas keuangan. Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa fenomena penurunan dan rata-rata penurunan tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap industri jasa keuangan. 

Ia melanjutkan, “Kami tentu berharap tidak ada dampak yang berarti dan kami berharap kegiatan yang dilakukan di bidang keuangan dan perekonomian tetap terjaga.” 

Selain itu, OJK terus melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi potensi dampak negatif terhadap industri keuangan, termasuk kerja sama dengan pemerintah dan KSSK untuk menjamin stabilitas sektor keuangan.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel