Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkap upaya penyelamatan perusahaan pertambangan BUMN, PT Timah Tbk. (TINS) yang mengalami kerugian akibat penambangan timah ilegal. 

Wakil Menteri BUMN Kartika Virjoatmodjo mengatakan salah satu proyek yang akan dilakukan Kementerian BUMN adalah pengambilalihan TINS ​​yang telah diambil alih oleh penambang ilegal.

“Ini rencana untuk merebut kembali (Negara TINS) yang kemarin diambil alih penambang liar,” kata Tiko saat ditemuinya di Balai Kartika, Jakarta Selatan, Rabu malam (22/5/2024).

Melalui skema ini, Tiko berharap dapat meningkatkan produksi TINS ​​​​di masa depan.

TINS melaporkan kerugian sebesar Rp 449,69 miliar pada tahun 2023. Berdasarkan laporan keuangan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), TINS ​​​​mengalami kerugian sebesar Rp 449,69 miliar pada tahun 2023. pada periode yang sama tahun 2022 yang meraup keuntungan Rp 1,04 triliun. 

Tercatat pula pendapatan TINS ​​turun 32,88% YoY (YoY) menjadi Rp 8,39 triliun dibandingkan periode 2022 sebesar Rp 12,5 triliun.

Fina Eliani, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS, mengatakan tertundanya pemulihan ekonomi global dan domestik yang menyebabkan terpuruknya harga kaleng pada tahun 2023 akibat penguatan nilai mata uang AS berdampak negatif. berdampak pada kinerja perseroan pada tahun 2023. 

Terlebih lagi, penambangan tanpa izin yang terjadi di Bangka Belitung akibat buruknya pemerintahan berdampak negatif terhadap dunia usaha di Indonesia, khususnya perusahaan, kata Fina dalam keterangannya yang dikutip, Jumat (29/24/3). ).

Pada tahun 2024, Fina mengatakan perseroan akan fokus meningkatkan produksi dengan memperbanyak peralatan pertambangan dan membuka area baru, strategi rencana pemulihan berkelanjutan optimistis kinerja perseroan pada tahun ini akan lebih sesuai dengan tujuan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel