Bisnis.com, Jakarta – Muhammadiyah memutuskan untuk mentransfer tabungannya ke Bank PT Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) untuk bank lain. Lalu bagaimana penilaian kinerja bank pilihan Muhammad?

Sementara itu, keputusan pengalihan dana tersebut tertuang dalam surat pimpinan pusat Muhammadiyah tentang inklusi keuangan pada Badan Amal Muhammadiyah (AUM). Surat tertanggal 30 Mei 2024 itu ditujukan kepada seluruh badan amal Muhammad. 

Dari Majelis Pendidikan Tinggi dan Pembinaan PP Muhammadiyah, Majelis Pembinaan Kesehatan Umum PP Muhammadiyah, Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Isiah, Pimpinan Rumah Sakit Muhammadiyah dan Asiahah, Pimpinan Perusahaan-Perusahaan Indonesia milik Muhammadiyah sebagai pemimpinnya.

Belum ada penjelasan yang tepat mengenai jumlah yang ditransfer PP Muhammadiyah dari BSI. Namun, jumlah ini diyakini oleh banyak sumber kurang dari 13 triliun dolar.

“Kami meminta BSI bersikap wajar dalam mentransfer dana simpanan dan keuangan ke bank syariah lain seperti Bank Syariah Bucopin, Bank Mega Syariah, Bank Mumalat, Bank Syariah Daerah, dan bank lain yang mempunyai hubungan baik dengan Muhammadiyah,” tulis surat tersebut, Sabtu (Tanggal). 8/6/2024).

Namun manajemen Bank Mega Syariah, Bank KB Syariah, dan Bank Mumalat belum memberikan informasi lebih lanjut kepada pihak bisnis hingga berita ini diturunkan. 

Pada saat yang sama, aktivitas bank pada masa Mohammadia berbicara dengan kinerja yang berbeda-beda. Laba Bank KB Syariah meningkat, sedangkan laba Bank Mega Syariah dan Bank Mumalat turun.

Pada tahun yang berakhir Maret 2024, industri perbankan syariah mencatatkan aset sebesar Rp 870,22 triliun, tumbuh 9,66% year-on-year dan menyumbang pangsa pasar sebesar 7,33%. Implementasi Bank Syariah KB

PT Bank KB Bukopin Syariah alias KB Bank Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,34 miliar pada kuartal I 2024, dibandingkan Rp3,16 miliar pada periode yang sama, 131,99% yoy.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan setelah bagi hasil sebesar 56,93 miliar dolar, meningkat 14,41% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 49,76 miliar dolar.

Laba meningkat 5.932,25% yoy menjadi Rp16,65 miliar pada Maret 2024 dari sebelumnya Rp276 juta pada Maret 2023 karena meningkatnya pendapatan lain-lain.

Di sisi brokerage, Bank KB Syariah mencatatkan pertumbuhan keuangan sebesar 7,66% yoy menjadi Rp5,67 triliun dibandingkan Rp5,27 triliun pada periode yang sama. Alhasil, akumulasi aset meningkat 12,25% yoy menjadi Rp7,7 triliun dari sebelumnya Rp6,86 triliun.  

Seiring dengan pertumbuhan pembiayaan, rasio kredit bermasalah juga mengalami perbaikan. Kredit bermasalah (NPF) bersih sebesar 4,23 persen, turun 54 basis poin (bps) dari 4,77 persen. Setelah itu, NPF neto juga mengalami penurunan sebesar 53 bps menjadi 3,21% dari 3,74%.

Terakhir di bidang pembiayaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank KB Syariah memperoleh Rp5,99 triliun, meningkat 10,95% YoY dibandingkan Rp5,4 triliun pada periode yang sama tahun lalu.  Kinerja transaksi bank 

PT Bank Mumalat Indonesia TB. Tercatat laba bersih sebesar 2,78 miliar kip pada kuartal I 2024. Capaian tersebut turun 72,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 10,23 miliar kip.  

Berdasarkan laporan keuangan, Bank Mumalat mencatatkan penurunan pendapatan setelah bagi hasil sebesar 13,62% yoy menjadi Rp 49,39 miliar pada kuartal I 2023 dibandingkan Rp 57,17 miliar pada kuartal I 2023.  

Sedangkan pendapatan dari penyaluran modal meningkat 18,53% menjadi 526,58 miliar dolar AS pada kuartal I 2024.  

Namun pertumbuhan tersebut tidak mampu mengimbangi bagi hasil pemilik dana investasi yang mencapai 477,16 miliar dolar AS pada kuartal I 2024, atau meningkat 23,29% year-on-year dari Rp 387,04 miliar. 

Selain itu, pendapatan non-bunga seperti pendapatan berbasis komisi turun 48,57% YoY menjadi Rp130,06 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni US$252,89 miliar.

Meski laba turun, perseroan melaporkan biaya tenaga kerja sebesar Rp156,21 miliar, naik 5,66 persen dari sebelumnya Rp147,85 miliar.  

Kemudian, laba usaha turun 61,21% menjadi USD 9,89 miliar dari sebelumnya Rp 25,49 miliar. Bank Mumalat membukukan laba bersih sebesar $2,78 miliar pada kuartal I 2024 setelah dikurangi pajak penghasilan. 

Berikutnya melalui mediasi, Bank Mumalat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp21,38 triliun, meningkat 10,21 persen dari Rp19,4 triliun. Aset bank meningkat 5,42% menjadi Rp64,93 triliun dibandingkan Maret 2024.  

Dengan meningkatnya pembiayaan, NPF gross meningkat dari 2,75% menjadi 2,22%, NPF netto meningkat dari 0,75% menjadi 1,17%.  

Bank Mummalat mengalami kemajuan dalam DPK sejak Maret 2024. Dana murah (CASA) menjadi basis dengan pertumbuhan 11,7% yoy, sedangkan giro berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan sebesar 39,4% yoy.

Direktur Utama Bank Mumalat Indra Falatehan mengatakan, secara keseluruhan DPK bank syariah pionir di Tanah Air ini meningkat 1,3% yoy dari Rp45,5 triliun pada 31 Maret 2023 hingga 31 Maret 2024 menjadi Rp46,1 triliun.  

Menurut dia, dana murah, khususnya giro, menjadi kunci untuk aktif menawarkan layanan pengelolaan keuangan online atau cash management system (CMS) kepada nasabah sejalan dengan strategi perusahaan. 

“Peningkatan DPK ini mencerminkan kepercayaan nasabah terhadap Bank Mumalat yang terjaga dengan baik. Selain itu, kami aktif bekerja sama dengan organisasi di bidang pendidikan, rumah sakit, dan lembaga sosial. Salah satu layanan yang kami berikan adalah CMS bernama MADINA. (8 /5/2024) Secara tertulis “Hal ini meningkatkan posisi giro untuk kebutuhan transaksi nasabah,” ujarnya dalam keterangannya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan The Watch Channel