Bisnis.com, JAKARTA – Wacana pembentukan Holding BUMN Karya dengan menggabungkan tujuh perusahaan konstruksi menjadi tiga entitas menuai reaksi beragam dari kedua kementerian. 

Dalam pertemuan baru-baru ini, Menteri BUMN Eric Thohir mengatakan prosesnya masih berjalan. Kementerian BUMN bahkan disebut sudah menyurati Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuka Khadimulyon terkait keterlibatan BUMN Karya.

“Saya kirim surat ke Pak Basuka dan dipertimbangkan Menteri Keuangan [Shri Mulyani]. Kita tunggu saja Kementerian PUPR diadili,” ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2024) malam.

Erick belum bisa memastikan kapan pembentukan holding tersebut akan rampung karena arahan tersebut bukan kewenangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Meski demikian, dia berharap merger tujuh perusahaan pelat merah tersebut bisa berjalan cepat.

“Kami tunggu suratnya, seperti saya katakan, politik bukan milik kami. Semakin dini semakin baik, dan penutupan BUMN kalau bisa jangan ditunda-tunda, kalau sakit segera ditutup,” tutupnya. 

Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian PUPR Andrew S. Atmavijaja mengaku pihaknya belum menerima surat terkait rencana pembentukan holding BUMN-Karya. 

Ia juga menginformasikan, saat ini belum ada perundingan antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mengenai kelancaran rencana pembentukan holding konstruksi negara. 

Endro juga menjelaskan, belum ada negosiasi antara Kementerian BUMN dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perhubungan untuk memuluskan rencana pembentukan holding BUMN.  

“Suratnya belum sampai ke sini. Setahu saya hal itu belum dibicarakan di BUMN maupun di tingkat kita,” kata Endro saat ditemui di kantor Kementerian PUPR, Jumat (12/7/2024).  

Bahkan ia menyebut Kementerian PUPR belum menerima konsep pembicaraan unifikasi 7 BUMN Karian. 

“Belum ada konsepnya, apa yang ingin kami komentari?”

Tujuh BUMN Karya (Persero) dan PT Adhi-Karya (Persero) Tbk (Persero) Tbk (WSKT). PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero).

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN Karthika Virjoatmojo atau lebih akrab disapa Tiko mengatakan komposisi holding tidak mengalami perubahan.

Artinya Adhi Karya akan tetap menjadi holding Brantas dan Nindya, sedangkan Waskita akan pindah ke Hutama Karya. PTPP digabungkan dengan Wijaya Karya.

***

Penafian: Postingan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham apa pun. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan saluran WA