Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan adanya tekanan terhadap kelas menengah Indonesia sehingga sulit berpindah ke kelas atas dan rentan untuk memenuhi ambisi kelas menengah. kategori atau sedang. 

Tolong. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan berdasarkan median pengeluaran, masyarakat kelas menengah cenderung mendekati batas bawah akumulasi. 

Masuk akal karena kelompok kelas menengah paling banyak posisinya di sekitar batas bawah, ujarnya dalam jumpa pers, Jumat (30/8/2024). 

Pada tahun 2024, kategori BPS mendefinisikan kelas menengah adalah kelompok pengeluaran di atas Rp2.040.262 per kapita per bulan hingga Rp9.909.844 per kapita per bulan.

Sedangkan nilai median atau median dari data pengeluaran berikut ini adalah Rp 2.846.440 per kapita per bulan. 

Akibatnya, sebagian besar kelas menengah memperkirakan pengeluaran sekitar Rp2.846.440 per kapita. Hanya Rp 806.178 dari batas bawah kopling.

Kelas menengah perlu meningkatkan pengeluaran per kapita menjadi Rp7,06 juta hingga kelas atas. Tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Hal ini, lanjut Amalia, menunjukkan bahwa kelas menengah sangat rentan terhadap kerentanan ekonomi yang berdampak pada pengeluaran.  

“Relatif rawan jika setiap pelanggaran bisa menimpa kelompok kelas menengah,” jelasnya.  

Pada dasarnya BPS menyebutkan ada tiga kelompok prioritas belanja kelas menengah. Pertama, rasio bahan bakar mencakup 41,67% dari total biaya. 

Kedua, perumahan yang tarifnya pada tahun 2024 sebesar 28,52% atau sedikit meningkat dari tahun 2019 sebesar 27,8%. 

Ketiga, kelas menengah memberikan prioritas pada jasa lain yang tarifnya 6,48%.

Sedangkan jumlah masyarakat kelas menengah tercatat sebanyak 47,85 juta jiwa atau 17,13% dari total penduduk Indonesia.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel