Bisnis.com, Jakarta – Bersama Digital Data Center (BDDC), penyedia pusat data DKI, melakukan uji berkala untuk menjaga keandalan layanan dan merupakan bagian dari Disaster Recovery System (DRS).
DRS adalah bagian dari manajemen bisnis pusat data. Kehadiran DRS yang baik bertujuan untuk melindungi data dan aplikasi perusahaan, menjamin kelangsungan operasional bisnis jika terjadi keadaan darurat. Baru-baru ini, DRS menjadi sorotan di industri pusat data.
Komisaris Utama BDDC Setyanto Hantoro mengatakan pihaknya juga melakukan replikasi data untuk memperkuat DRS. Saratoga dan Provident Capital merupakan perusahaan patungan yang fokus pada keamanan pusat data
“Data dari sistem utama direplikasi secara berkala ke lokasi cadangan. “Hal ini memastikan data selalu tersedia di lokasi lain jika terjadi kegagalan sistem utama,” kata Setianto kepada Bisnis, Sabtu (13/7/2024).
Diketahui, BDDC telah meresmikan fasilitas data center Tier IV berkapasitas 5 MW. Pusat data bernama JST1 berlokasi di Jakarta Timur. BDDC berencana mengembangkan kapasitas hingga 32 MW di site JST dan 30 MW di site JBTm di Tangerang, Jakarta Barat.
Sebagai penyedia pusat data Tier IV, perusahaan juga menerapkan prosedur pemulihan yang jelas dan terdokumentasi dengan baik untuk diikuti oleh tim TI jika terjadi keadaan darurat, kata Setyanto. Prosedur ini mencakup langkah-langkah terperinci untuk memulihkan sistem dan data jika terjadi kejadian tak terduga.
Sebagai penyedia data center, BDDC menawarkan layanan berupa jaminan daya, suhu, dan kelembapan dengan SLA (Service Level Agreement) tertinggi di pasar data center, yaitu 99,999% untuk SLA daya dan 99,99% untuk SLA suhu dan kelembapan.
“BDDC memiliki protokol untuk setiap kejadian, didukung oleh tim operasional yang andal untuk mengelola pemulihan tepat waktu dan dengan proses berstandar dunia. Klausul jaminan SLA disertakan dalam kontrak, dengan klausul penalti jika terjadi pelanggaran SLA, kata Setyanto. Keamanan
Setyanto menegaskan, keamanan sangat penting bagi BDDC. BDDC memiliki keamanan berlapis untuk memberikan perlindungan fisik terhadap data yang disimpan oleh seluruh pelanggan di pusat data BDDC.
Dilengkapi dengan otentikasi biometrik dan sidik jari multi-layer, dikelola dengan log pelacakan untuk setiap akses dan dipantau 24/7 oleh tim pemantau.
Pusat data BDDC juga memiliki CCTV di semua rentang dan pemeriksaan terjadwal oleh petugas keamanan. Selain itu, BDDC memisahkan zona akses sehingga hanya personel yang diberi wewenang khusus yang dapat memasuki zona tersebut.
Tak hanya itu, lanjutnya, BDDC memiliki protokol kartu akses untuk seluruh pelanggan yang dikendalikan oleh tim khusus.
“Pelanggan yang memiliki akses hanya dapat memasuki lantai/area pelanggan tersebut dan meminta izin memasuki areanya H-1 sebelum kedatangan. “Semua akses juga ada tracking log yang dipantau oleh BDDC,” kata Setyanto.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel