Bisnis.com, Jakarta – PT Bank BCA Syariah sedang menjajaki peluang untuk memperluas bisnis pengelolaan kekayaannya di tahun-tahun mendatang.
Direktur BCA Syariah Ferrante menjelaskan bisnis Wealth Management yang menyasar nasabah berpenghasilan tinggi menjadi salah satu bisnis andalan induk perusahaan PT Bank Central Asia Tbk. (Perusahaan Penyiaran Inggris). Namun peluang implementasi di tingkat anak perusahaan masih dijajaki.
“Belum. Tapi tentu akan terus kita dalami karena induk perusahaan kita sudah cukup berkuasa dalam mengelola kekayaannya,” ujarnya kepada wartawan usai konferensi pers di Jakarta Pusat, Senin (10 Juli 2024).
Ia memperkirakan perluasan bisnis pengelolaan kekayaan baru akan dimulai sekitar dua tahun lagi. Pasalnya, rencana bisnis Bank Syariah BCA (RBB) tahun 2025 tidak direncanakan dengan baik.
Namun, Ferrante melihat potensi besar dalam bisnis pengelolaan kekayaan. Meski demikian, perseroan tetap mengutamakan produk lain yang kini menjadi andalannya, seperti pembiayaan konsumen.
“Jadi produk seperti pembiayaan kesuburan masih menjadi kebutuhan pokok. Mungkin selanjutnya kita akan fokus pada pengelolaan kekayaan,” tutupnya.
Sedangkan jumlah pembiayaan BCA Syariah per Agustus 2024 sebesar Rp10 triliun, meningkat 30,4% year-on-year (YoY). Pembiayaan konsumer menyumbang 12% dari total portofolio pembiayaan BCA Syariah, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 89,1%.
Jumlah pembiayaan emas Moraba mencapai Rp 127,3 triliun, meningkat signifikan secara year-on-year sebesar 210,8% per bulan kedelapan tahun ini.
Selain kredit perumahan (KPR) multi-triliun rupiah dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sebesar Rp 55,5 miliar pada periode yang sama, jumlah tersebut menjadi salah satu pendorong pertumbuhan pembiayaan konsumen.
Jika dilihat dari segmentasi pelanggannya, 42% pelanggan pembiayaan adalah generasi milenial, dan ukuran kartu pembiayaan sebesar Rp 21 juta. Jangka waktu pembiayaan yang paling populer adalah satu tahun.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel