Bisnis.com, Jakarta—Perusahaan asuransi jiwa PT Assuransi Jiva BCA (BCA Life) mengungkapkan kinerja investasinya tetap positif di tengah kondisi kenaikan suku bunga mulai Oktober 2023.
Bank Indonesia (BI) diketahui kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6% pada Oktober 2023. Pada 23-24 April 2024, BI kembali memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 6,25%.
Chairman, Direktur dan CEO BCA Life Christine Setyabudhi mengatakan secara umum tingkat pengembalian investasi perseroan akan meningkat, seiring dengan kenaikan suku bunga acuan yang dimulai pada Oktober 2023.
“Terdapat peningkatan imbal hasil pada seluruh aset investasi yang dimiliki BCA Life, termasuk instrumen pasar uang dan obligasi,” kata Christine kepada Bisnis, Selasa (28/5/2024).
Meski menurut Christine, angka tersebut hanya lebih tinggi beberapa persen dibandingkan tahun lalu. Ia sangat bersyukur dengan kondisi investasi di Indonesia saat ini. Ini merupakan peningkatan tajam pada instrumen utang pemerintah dan instrumen pasar uang sejak tahun lalu.
Christine mengatakan, dari berbagai jenis instrumen yang ada dalam portofolio investasi BCA Life, instrumen utang korporasi tetap menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi lainnya. Hal ini sepadan dengan tingkat risiko investasi saat ini.
“Peningkatan pendapatan investasi BCA Life akan berdampak positif pada peningkatan pendapatan investasi sepanjang tahun 2024. Tentunya peningkatan pendapatan investasi akan berdampak positif terhadap pertumbuhan pendapatan BCA Life sepanjang tahun 2024,” ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangan bulanan BCA Life bulan April 2024 yang dikutip dari situs resmi perseroan. Hasil investasi BCA Life mencapai Rp52,5 miliar, meningkat 37,8% year-on-year. (year-on-year/year-on-year) dibandingkan periode yang sama sebelumnya bernilai R38,6 miliar.
Total investasi BCA Life per April 2024 dari sisi aset investasi adalah Rp 2,82 triliun, meningkat 24,4% year-on-year. Dibandingkan Rp 2,27 triliun pada April 2023, posisi terbesar adalah deposito yang mencapai Rp 942 miliar, Surat Berharga Negara (SBN) Rp 618 miliar. dan obligasi korporasi sebesar Rp 558 miliar.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel.