Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bipnas memuji capaian pembangunan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Maruf Amin periode 2019-2024.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Richmat Pambodi/Kepala Badan Pembangunan Nasional (BIPNAS) tak memungkiri banyak target indikatif dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional periode 2020-2024 yang tidak tercapai.

Namun, kinerja pertumbuhan nasional tetap kuat mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi pemerintahan pimpinan Jokowi, seperti pandemi global, ketegangan geopolitik, proteksionisme perdagangan internasional, dan dampak perubahan iklim.

“Capaian pembangunan ini merupakan bukti nyata ketangguhan dan ketangguhan pemerintah dalam menghadapi tantangan global serta komitmennya dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat,” kata Rachmat dalam siaran persnya, Rabu (13/11/2024).

Dijelaskannya, BIPNAS mengkaji total 505 indikator RPJMN 2020-2024. Akibatnya, Bipanas memperkirakan banyak indikator yang tidak diperhatikan.

Rachmat memperkirakan, banyak indikator yang tidak tercapai bukan merupakan kegagalan karena proses pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan, berkesinambungan, dan berkesinambungan.

Ia mengatakan, pada tahun 2023, banyak pencapaian penting yang dicapai pemerintah, antara lain pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05 persen di tengah ketidakpastian global, penurunan angka kemiskinan hingga satu digit sebesar 9,36 persen, dan pembangunan infrastruktur besar seperti jalan tol, termasuk pelabuhan dan bandara. Memperkuat komunikasi nasional.

Tidak berhenti sampai disitu saja, kata Richmat ketika pemerintahan pimpinan Jokowi terus memperluas akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak, membantu mengurangi angka stunting hingga 21,5 persen dan meningkatkan cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjadi 95,92 persen.

“Capaian ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperkuat kesejahteraan masyarakat secara komprehensif,” kata Rachmat.

Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Komisi

Dalam pemaparannya, Rachmat menyampaikan bahwa RPJMN 2020-2024 memiliki empat indikator utama perekonomian. Dari keempat indikator tersebut, Bipinas memperkirakan tidak ada satupun tujuan yang tercapai.

Pertama, RPJMN menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2-6,5% pada tahun 2024. Namun penyelesaian pada tahun 2023 baru 5,05% sehingga menurut perkiraan Bipnas, tujuan pertumbuhan ekonomi RPJMN 2020-2024 tidak akan tercapai.

Kedua, RPJMN menargetkan pertumbuhan investasi sebesar 6,6-7% pada tahun 2024. Namun hasilnya pada tahun 2023 hanya 4,4% sehingga menurut perkiraan Bipnas target pertumbuhan investasi RPJMN 2020-2024 tidak akan tercapai.

Ketiga, RPJMN menargetkan pangsa industri manufaktur sebesar 21% pada tahun 2024. Namun hasil tahun 2023 hanya sebesar 18,67% sehingga menurut perkiraan Bipnas, target pangsa industri pengelolaan pada RPJMN 2020-2024 tidak akan tercapai.

Keempat, RPJMN menargetkan tingkat pengangguran terbuka sebesar 3,6-4,3% pada tahun 2024. Namun hasil pada tahun 2023 hanya sebesar 5,32% sehingga Bipnas memperkirakan tahun 2020-2024 belum mencapai angka pengangguran terbuka RPJMN.

Lihat berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel