Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkap kondisi berbahaya yang akan dihadapi dunia akibat krisis iklim jika dibiarkan terus menerus.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Vivi Yulaswati mengatakan Indonesia dan dunia sedang menghadapi permasalahan dunia ketiga, yaitu perubahan iklim, pencemaran dan kerusakan lingkungan, serta hilangnya keanekaragaman hayati.
“Jadi kita melihat dampak panas terhadap beberapa hewan dan tumbuhan laut, dan kemudian suhu permukaan laut meningkat di beberapa desa yang ditutup secara permanen. “Efek Jangka Panjang Terhadap Aset dan Korban Jiwa”, Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024 di Hotel Raffles, Senin (29 Juli 2024).
Seperti tahun lalu, suhu tertinggi dicapai antara tahun 1850 dan 1900, yaitu 1,45 derajat Celcius.
Saat ini, Indonesia merupakan lautan yang luas, dimana laut tersebut mengandung sekitar 90% sistem iklim yang akan memanas pada tahun 2023.
Selain itu, berbagai permasalahan seperti polusi dan pencemaran yang semakin meningkat juga belum tertangani dengan baik.
Bappenas memperkirakan produksi sampah negara akan meningkat menjadi 82,2 juta ton per tahun pada tahun 2045 dan situasi pengelolaan sampah akan tetap pada tingkat yang luar biasa hingga tahun 2045.
“Jika kita tidak mengatasi TPA [pembuangan akhir] pada tahun 2028, semuanya akan memenuhi dan mencemari semua jenis badan air, sungai, dan laut,” katanya.
Dalam jangka panjang, Indonesia akan menghadapi krisis pangan karena sumber pangan utama hilang. Untuk itu pemerintah melalui Bappenas telah menetapkan Rencana Aksi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Namun, mereka menghadapi kebutuhan keuangan hingga Rp 24.000 triliun untuk mengisi kesenjangan di sektor keuangan negara dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
“Berbagai jenis pembiayaan tradisional sudah mulai digalakkan, seperti pembiayaan baru misalnya melalui sukuk, obligasi, SDG bond, Blue Bond, dan sekarang kita sedang mempersiapkan Orange Bond untuk Goal 5, ada juga Coral Bond yaitu non-pemerintah,” jelasnya.
Selain masalah finansial, Vivi berbicara tentang ekonomi hijau dan penyelamatan bumi, dalam praktiknya banyak hal yang tidak sesuai dan tidak sesuai dengan kebutuhan para pelaku bisnis.
Simak berita dan artikel di Google News dan WA Channel