Bisnis.com, BANDUNG – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan belum berencana melepas PT Geo Deepa Energy (Persero) dalam penawaran umum perdana (IPO).
Sebagai informasi, PT Jio Deepa Energy merupakan Special Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan yang bertugas mendukung program pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi panas bumi.
Meirizal Noor, Direktur Bagian Terpisah Kekayaan Negara Direktorat Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, mengatakan IPO merupakan salah satu cara perseroan menambah modal.
Namun, Meerijal mengatakan belum ada rencana untuk mencatatkan Jio Deepa Energy. Pasalnya, mereka yakin masih ada beberapa alternatif sumber pembiayaan yang bisa digunakan perusahaan.
“Dalam jangka pendek sepertinya tidak akan ada IPO Jio Deep, kami melihat banyak sumber permodalan yang berminat masuk ke Jio Deep,” ujarnya dalam media briefing yang digelar PLTP Patuha di Soreng, Kabupaten Bandung. Jumat (11/8/2024).
Menurut dia, salah satu sumber pembiayaan yang bisa digunakan adalah Penyertaan Modal Masyarakat (PMN). Pemerintah telah memberikan dukungan kepada PT GDE dalam bentuk PMN senilai 607 miliar rupiah pada tahun 2015 dan akan bernilai 700 miliar rupiah pada tahun 2020, ujarnya.
Selain itu, Jio Deepa Energy juga dapat menggunakan sumber pembiayaan lain, seperti investor strategis yang tertarik bermitra dengan Jio Deepa, pinjaman dan hibah murah, atau pembiayaan filantropis untuk memberikan tambahan modal bagi pengembangan perusahaan.
“Hal ini menunjukkan betapa dunia telah menyadari pentingnya perlindungan lingkungan untuk mendukung pengembangan energi panas bumi di Geo Lamp,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban telah memberikan dividen kepada pemerintah PT GDE dalam beberapa tahun terakhir.
Rio PT menyebut GDE merupakan “anak” Kementerian Keuangan (KMENKU). Ia mengatakan Kementerian Keuangan telah menerima WDE ketika konflik muncul.
Ia mengatakan, komitmen pemerintah terhadap transisi energi sudah selesai. Oleh karena itu, pemerintah memberikan dukungan kepada PT GDE dalam bentuk PMN dan bantuan lainnya.
“Kami menilai pembangkit listrik tenaga panas bumi akan terus tumbuh di Indonesia. Meski tarif listrik yang dijual GDE bisa dibilang terdiskon, namun perseroan tetap mampu menghasilkan listrik dengan tarif yang efisien,” kata Ryanold.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan saluran WA