Bisnis.com, JAKARTA – Guna meningkatkan pangsa pasar Bank Syariah, kinerja aset Bank Syariah akan segera mencapai double digit pada tahun 2024 dalam waktu delapan bulan. 

Menurut Badan Jasa Keuangan (OJK), aset perbankan syariah Tanah Air meningkat 10,38% year-on-year mencapai Rp 878,61 triliun pada Agustus 2024, naik dari Rp 796,01 triliun pada Agustus 2023.

Pertumbuhan pembiayaan sebesar 11,65% (year-on-year) dan pertumbuhan DPK sebesar 11,42% (year-on-year) berkontribusi terhadap pertumbuhan aset tersebut. 

Sementara itu, pada periode yang sama, aset perbankan nasional hanya meningkat sebesar 9,36% (year-on-year), modal meningkat sebesar 11,30% (year-on-year), dan DPK sebesar 7% (year-on-year). pada tahun).

Pertumbuhan aset yang solid ini berkontribusi pada peningkatan pangsa sektor perbankan di pasar perbankan syariah menjadi 7,27% dari 7,2% pada tahun sebelumnya.

Ketua Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (ASBISINDO) sekaligus Presiden BSI Heri Gunardi mengatakan industri perbankan dan ekonomi syariah Indonesia memiliki potensi besar dan ruang untuk dikembangkan.

Menurutnya, Indonesia dapat mengoptimalkan potensi pengembangan yang masih terbuka dengan kerja sama yang semakin kuat antara anggota ASBISINDA dan pemangku kepentingan.

“Bank Syariah masih memiliki ruang untuk tumbuh. Namun jika melihat perbankan syariah di Indonesia, masih ada beberapa permasalahan yang menjadi perhatian kami, ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (7/11/2924). 

Heri juga menekankan perlunya penguatan modal inti dan inovasi produk untuk mendukung pertumbuhan sektor perbankan syariah. Ia mengatakan peningkatan modal saham, konsolidasi, serta inovasi produk dan digitalisasi berdampak positif terhadap perluasan pasar dan minat nasabah terhadap perbankan syariah.

Berikut aset Bank Umum Syariah di Indonesia hingga triwulan III tahun 2024 

1.BSI

BSI adalah bankir syariah terbesar di Indonesia berdasarkan nilai aset. Akibat penggabungan Bank Syariah Mandari, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah (BRIS), Bank Syariah memiliki aset sebesar Rp370,72 miliar pada September 2024, meningkat 15,91% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebesar Rp 319,85 miliar pada September 2023.

2. CIMB Niaga Syariah 

Setelah itu, CIMB Niaga Syariah masih dianggap sebagai unit syariah CIMB Niaga, pada September 2024 berhasil menyelesaikan akuisisi senilai Rp65,999 miliar sehingga menambah aset Rp61,46 triliun. Dengan demikian, pencapaian nilai asetnya resmi melampaui pencapaian industri perbankan. 

3. Transaksi perbankan

Selain itu, Bank Mumalat, bank syariah tertua di Indonesia, bernilai Rp59,87 triliun pada September 2024, turun 9,56% year-on-year dari sebelumnya Rp66,2 triliun pada tahun 2023.

4. BTN Syariah

Aset terbesar keempat adalah UUS PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau BTN Syariah mencatatkan aset sebesar Rp 55,54 triliun hingga Juni 2024, meningkat 14,74% dari sebelumnya Rp 48 triliun. Perlu diketahui bahwa pada saat berita ini diterbitkan, laporan tersebut belum dirilis hingga Q3 2024 atau September 2024. 

5.Maybank Syariah 

Selain itu, Maybank Syariah UUS dimiliki oleh PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) menempati peringkat kelima dengan aset tercatat Rp 43,11 triliun hingga September 2024, naik 2,39% dari sebelumnya Rp 42,1 triliun. 

6.PermataBank Syariah

Selain itu PermataBank Syariah juga merupakan UUS milik PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Aset Rp36 triliun 666,6 miliar pada triwulan III 2024, turun 2,36% dibandingkan sebelumnya Rp366,6 miliar pada triwulan III 2023. 

7. BTPN Syariah

Sedangkan PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) Kinerja aset konsolidasi September 2024 mencapai Rp 21,36 triliun 3 miliar, turun 2,78% dari Rp 21,9 triliun 9 miliar pada sebelumnya Rp 2023. 

8. Bank Panin Dubai Syariah

Terakhir, PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk. (PNBS), bank umum syariah yang didirikan oleh PT Bank Panin Tbk. (PNBN) pada awalnya bernama Panin Bank Syariah. Setelah masuknya Dubai Islamic Bank, nama bank tersebut diubah menjadi Panin Dubai Syariah Bank.

PNBS berkode bank penerbit meraup USD 16,7 triliun pada 3Q2024, naik 7,6% dari sebelumnya sebesar USD 15,54 triliun pada 3Q2023. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel