Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Neo Commerce Tbk. ( BBYB ) optimistis kinerja perseroan akan membaik dan membaik hingga akhir tahun 2024. Pasca pengumuman kerugian, sinyal pendapatan positif semakin terlihat di awal tahun ini.

Chief Business Officer Neo Commerce Bank Aditya Vindarvo mengatakan saat ini perseroan melayani berbagai kelompok nasabah antara lain nasabah perorangan, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta nasabah korporasi.

“Hal ini sejalan dengan semakin komprehensifnya layanan dan produk yang tersedia di BNC, khususnya pada aplikasi neobank dan melalui Corporate Internet Banking [CIB],” ujarnya kepada Bisnis, Senin (06/05/2024).

Selain melayani klien di berbagai sektor, Aditya mengatakan fokus BBYB ke depan adalah meningkatkan jumlah klien aktif dan terus berinovasi sambil terus memberikan layanan keuangan.

Perlu diketahui, masyarakat kini bisa memanfaatkan beragam layanan, mulai dari beragam layanan transaksi keuangan sehari-hari, seperti pembayaran melalui Quick Response Code Indonesia (QRIS), pembayaran melalui virtual account (VA), hingga transaksi harian melalui pembayaran. Point Online Banking (PPOB), kegiatan usaha dan penggajian.

Selain perbankan, BBYB juga menjaga tren perampingan yang tercermin dari beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang terus menurun dari waktu ke waktu.

Sementara itu, jika melihat laporan keuangan akhir tahun 2023, perseroan mencatatkan BOPO sebesar 112,27%, turun 1.501 basis poin (bps) dari 127,28% pada Desember 2022. Rasio BOPO yang lebih rendah menunjukkan perbankan semakin efisien dalam melakukan efisiensi. menjalankan bisnis mereka.

Selain itu, terkait pengalokasian kredit, Aditya mengatakan bank akan terus mendukung pertumbuhan bisnis yang terukur dan mengedepankan kehati-hatian dalam pengalokasian kredit baik pada sektor produktif maupun konsumer.

“Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengurangan risiko untuk menjaga tingkat kesehatan portofolio bank,” ujarnya.

Maklum, BBYB masih akan membukukan kerugian setidaknya hingga akhir Desember 2023. Saat itu, rugi bersih BNC pada 2023 sebesar Rp 573,18 miliar. Kerugian ini turun dibandingkan kerugian bersih tahun sebelumnya sebesar 789,05 miliar rupiah.

Penurunan rugi bersih bank tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 86,32% year-on-year (Y/Y) menjadi Rp3,1 triliun pada tahun 2023. Margin bunga bersih (NIM) bank pun meningkat dari 13,83% pada tahun 2022 menjadi 18,39% pada tahun 2023.

Namun kinerja perbankan mulai membaik, terlihat dari kerugian bersih BBYB yang terus mengecil sejak Semester I/2023. Emiten bank digital ini yakin mampu meraup laba bersih pada akhir tahun 2024.

Berdasarkan laporan keuangan bulanan, hingga Februari 2024, laba bersih BBYB sebesar Rp 11,06 miliar, meningkat tipis 2,26% year-on-year dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 10,81 miliar.

Peningkatan laba ini disebabkan oleh pendapatan bunga bersih (NII) yang meningkat 18,79% menjadi Rp549,79 miliar dibandingkan periode sebelumnya Rp462,84 miliar.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel