Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) optimistis prospek segmen perdagangan besar akan positif pasca penurunan BI rate menjadi 6%. Perusahaan menargetkan untuk melampaui jumlah pinjaman industri di segmen ini pada akhir tahun 2024.

Eka Fitria, Direktur Treasury dan Internasional Banking Bank Mandiri, mengatakan dengan penurunan suku bunga BI yang diimbangi kondisi likuiditas pasar, penyaluran dana akan lebih baik dan percepatan kebutuhan pengembangan sektor swasta. dan investasi pemerintah. sektor.

Menurutnya, sinergi antara peningkatan investasi swasta dan tuntutan pembangunan yang dibutuhkan pemerintah membuat prospeknya tetap sangat positif.

“Seperti dalam dua kuartal terakhir, [segmen grosir] selalu tumbuh di atas pasar, dan itulah yang ingin kami lakukan hingga akhir tahun untuk tumbuh di atas pasar. di pasar,” ujarnya dalam Macro Market Brief Mandiri yang dipublikasikan Kamis (26 September 2024). 

Dari sisi sektor, kata Eka, Bank Mandiri telah mengidentifikasi dan membina secara selektif sektor-sektor ekonomi.

Ia juga menegaskan, perusahaan tidak hanya fokus pada satu atau dua sektor tertentu, namun menyasar sektor-sektor yang memiliki potensi besar berdasarkan kualitas pengelolaan perusahaan dan kualitas proyek atau investasi yang dikelola secara cermat.

Sedangkan di setiap wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, perusahaan telah mengidentifikasi sektor mana yang kuat di setiap wilayah. 

Sebelumnya ia menyebutkan, secara sektoral, perseroan melihat perkembangan perekonomian Indonesia menunjukkan tren meningkat, didorong oleh pertumbuhan sektor terkait mobilitas seperti sektor hotel dan restoran, transportasi dan pergudangan, serta jasa lainnya seperti hiburan. layanan.

Sementara itu, industri pengolahan yang merupakan program utama industri hilir logam masih stabil dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Beberapa industri manufaktur yang berorientasi pada pasar dalam negeri juga tumbuh relatif baik, yaitu industri makanan dan minuman, serta industri farmasi dan kimia.

Namun sektor manufaktur yang berorientasi ekspor seperti pakaian, furnitur, kayu, dan elektronik mengalami tekanan akibat melemahnya permintaan di negara tujuan ekspor.

“Kami yakin ke depan, industri manufaktur yang berorientasi ekspor akan semakin membaik seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi global setelah berakhirnya era suku bunga tinggi,” ujarnya. 

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi juga melaporkan penyaluran kredit ke segmen korporasi menjadi kontributor terbesar, tumbuh 29,7% year-on-year menjadi Rp 561 triliun di tengah permintaan yang baik di segmen tersebut.  

“Untuk strategi pertumbuhan, kami melanjutkan strategi yang telah kami terapkan yaitu fokus meningkatkan dominasi di bisnis pelanggan utama atau grosir guna menciptakan portofolio yang berkualitas,” kata I/2024.

Lihat berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel