Bisnis.com, Jakarta – Bank-bank kecil dan menengah terus berupaya menjaga rasio margin bunga bersih (NIM) pada level optimal di tengah tren rasio BI yang masih tinggi. .
Selain itu, penurunan margin bunga bersih di banyak bank disebabkan oleh persaingan pasar dana murah yang menyebabkan biaya dana meningkat, sementara suku bunga tidak serta merta naik. Alasannya untuk menghindari inflasi non-performing loan (NPL).
Menurut angka perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), margin bunga bersih industri perbankan adalah 4,57% pada bulan Juni. Hasil ini lebih rendah dibandingkan 4,80% pada Juni 2023 dan 4,81% pada Desember 2023
Trioksa Siahaan, Kepala Analis LPPI, meyakini pemulihan NIM akan sangat bergantung pada faktor eksternal seperti daya beli masyarakat, likuiditas perbankan, dan pengelolaan suku bunga. .
Ia juga tidak dapat sepenuhnya menjamin bahwa perbedaan suku bunga bersih akan membaik pada kuartal keempat tahun 2024, meskipun Federal Reserve (juga dikenal sebagai Federal Reserve) telah mengirimkan sinyal yang jelas bahwa mereka akan memangkas suku bunga acuan federal funds rate (FFR). . pada bulan September 2024. .
“Tandanya belum bisa dipastikan apakah hal itu akan terjadi karena ketegangan geopolitik bisa saja menunda penurunan suku bunga lagi,” kata Trioksa kepada Bisnis, Senin, 29 Agustus 2024.
Pada saat yang sama, ketika suku bunga turun dan kondisi likuiditas mencukupi, maka margin bunga bersih secara otomatis akan membaik dan menurunkan biaya pendanaan.
Di sisi lain, Analis Maybank Sekuritas Indonesia Jeffrosenberg Chenlim dan Faiq Asad juga mengatakan tekanan terhadap NIM kemungkinan akan terus berlanjut karena suku bunga diperkirakan masih tinggi. .
Mereka berpendapat bahwa bank-bank besar akan lebih beruntung dalam situasi ini karena mereka memiliki izin pendanaan yang lebih baik sehingga biaya modalnya lebih rendah.
“Hal ini akan menghasilkan margin yang lebih elastis bagi bank-bank besar dibandingkan dengan bank-bank kecil,” katanya kepada OK Bank ( DNAR ).
PT Bank Oke Indonesia Tbk melihat tanda-tanda meningkatnya tekanan terhadap bank-bank kecil. (DNAR) sedang mengembangkan langkah-langkah untuk menjaga NIM pada tingkat yang aman. Sementara itu, target Oak Bank pada akhir tahun ini bisa lebih tinggi dari 5% namun lebih rendah dari 6%.
Sebagai referensi, margin bunga bersih atau NIM Oak Bank turun dari 5,74% pada Juni 2023 menjadi 5,58% pada Juni 2024. .
CEO Bank Oke Efdinal Alamsyah juga mengatakan perseroan terus menjaga gap antara suku bunga pinjaman dan suku bunga deposito. .
Selain itu, Oak Bank juga berupaya mengembangkan portofolio pinjaman yang terdiversifikasi untuk mengurangi risiko dan meningkatkan pendapatan bunga, seperti pinjaman konsumen untuk bisnis. .
“Bank juga menerapkan praktik manajemen risiko yang baik untuk meminimalkan kerugian atas kredit yang tidak dapat dijual atau bermasalah sehingga pendapatan bunga tetap stabil,” kata Efdinal kepada Bisnis, Kamis, 29 Agustus 2024.
Terakhir, kata dia, bank melakukan inovasi produk dengan menawarkan produk dan layanan baru yang dapat meningkatkan pendapatan bunga atau menarik nasabah baru, seperti produk pinjaman dengan suku bunga menarik atau produk tabungan yang lebih kompetitif. Bank BJB (BJBR)
Pada saat yang sama, beliau juga menjabat sebagai Chief Executive Officer PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Asbanda Yuddy Renaldi, Ketua Dewan Pengurus BJBR (BJBR) atau bank BJB dan Samtaka bijddabanki, mengatakan perbankan dalam beberapa tahun terakhir harus beradaptasi dengan kondisi pasar sehingga menyebabkan margin perbankan turun. Namun, perubahan perbedaan suku bunga bersih bergantung pada arah kebijakan suku bunga.
Ia menilai hal ini perlu dilihat dari dua sisi, baik dari sisi pembiayaan maupun dari sisi penyaluran kredit. .
Diantaranya, pemodal lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga dibandingkan kredit, karena jika suku bunga naik, mereka harus mempertimbangkan kemampuan membayar debitur. .
Berdasarkan laporan keuangan, margin bunga bersih BJBR per Juni 2024 sebesar 3,91%, turun 92 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun lalu (4,83% pada Juni 2023). .
“Dari sisi pendanaan, kami akan terus mengevaluasi struktur dana saat ini agar tetap ramping, efisien dan tidak memberikan tekanan yang tidak semestinya pada biaya pendanaan neraca CASA, termasuk waktu penerbitan sekuritas,” kata Sness, Kamis (29/8/2024). ).
Hingga tahun ini, BJB berharap NIM akan kembali naik secara bertahap seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga secara bertahap seiring dengan laju global.
Selain itu, ia mengatakan kondisi tersebut dapat diimbangi dengan berbagai cara. .
Pertama, penyesuaian struktur kredit dan peningkatan persentase industri yang memiliki margin keuntungan lebih tinggi dari target pertumbuhan secara keseluruhan. .
Kedua, memasuki industri berisiko rendah, memprioritaskan nasabah utama untuk meminimalkan kredit bermasalah dan memaksimalkan aliran pendapatan lain seperti pendapatan berbasis biaya dan pemulihan untuk menambah nilai keuntungan. Inisiatif Sabuk dan Jalan (BBRI)
Tak hanya dari kalangan kecil dan menengah, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga beruntung masih memiliki dana murah (CASA) dengan rate 63,2% per Juni 2024. .
Viviana Dyah Ayu Retno, Chief Financial Officer BRI, mengatakan meski pertumbuhan segmen mikro melambat akibat berbagai kebijakan, hal tersebut turut menjaga net interest rate differential. .
“Biaya yang kami keluarkan untuk dana murah sebenarnya rata-rata hanya 1,52%, karena CASA kami tabungan hampir 60% dan beban bunga rata-rata kurang dari 0,3%,” kata Dyah dalam Public Expose Live, Kamis (29/8). /2024) ).
Viviana mengatakan perseroan akan terus memonitor secara ketat perubahan biaya modal ke depan, termasuk memantau perkembangan rencana penurunan suku bunga.
Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunaso membenarkan bahwa bauran pinjaman BRI yang kecil adalah 46,6% dari total unit pada semester I 2024, lebih rendah dibandingkan 48,1% pada semester I 2023.
“[Turun] hampir 150 basis poin karena untuk segmen mikro sekarang kami fokus pada akumulasi dan mengutamakan kualitas aset, artinya mereka berada pada posisi stabil,” ujarnya.
Kemudian, dalam hal kinerja bersih pinjaman bank yang kecil, pertumbuhan dibatasi pada 5,7% (tahun ke tahun) pada Juni 2024, dibandingkan dengan 10,4% tahun lalu, karena melemahnya permintaan dan fokus manajemen pada kualitas aset dan tingkat pemulihan.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel