Bisnis.com, JAKARTA – Bank-bank terkemuka semakin agresif mengembangkan aplikasi super dalam upaya meningkatkan kinerja bisnis, khususnya dana murah dengan fee based income, mengingat tren suku bunga acuan yang tinggi.

Seperti yang Anda ketahui, semakin besar dana murah maka cost of fund atau biaya dana bank akan semakin rendah.

Sementara itu, fee based income sering disebut-sebut sebagai sumber pendapatan alternatif yang penting bagi perbankan. Hal ini karena bank dapat mengandalkan layanan dan produk bebas bunga untuk meningkatkan pendapatannya tanpa terpengaruh langsung oleh suku bunga acuan yang tinggi.

Bicara soal pemain, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), yang memanfaatkan BCA mobile dan myBCA sebagai lini depan solusi mobile banking.

EVP Komunikasi Perusahaan dan Tanggung Jawab Sosial Hēra. F. Haryn mengatakan mobile bank BCA terus berupaya memenuhi kebutuhan transaksi berbagai nasabah.

“Kedua aplikasi ini akan terus berkembang sesuai dengan gaya hidup dan tren digital yang ada,” ujarnya kepada Bisnim, Selasa (09/07/2024).

Lebih lanjut, dia tidak memungkiri bahwa aplikasi mobile BCA dan myBCA berkontribusi terhadap peningkatan transaksi digital, pendapatan CASA dan komisi.

Pada Maret 2024, total arus kas (CASA) BCA meningkat sekitar 7,1% menjadi Rp 896,8 triliun. Rasio CASA BCA mencapai 81,5%, salah satu yang tertinggi di industri perbankan.

Pendapatan non-bunga BCA naik 6,8% year-on-year menjadi Rp 6,4 triliun, ditopang oleh provisi dan komisi yang naik 8,6% year-on-year menjadi Rp 4,5 triliun. “Saluran mobile banking BCA mencatat peningkatan frekuensi transaksi sebesar 32,7% year-on-year menjadi 6,2 miliar,” ujarnya.

BCA juga memperkirakan transaksi melalui BCA Mobile Banking akan terus tumbuh, salah satunya pembukaan rekening BCA kini semakin mudah melalui Mobile Banking.

“Hal ini diharapkan dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan CASA dan fee income perseroan pada akhir tahun,” kata Hera.

Selain itu, BCA berkomitmen untuk terus menyediakan produk dan layanan yang memenuhi berbagai kebutuhan nasabah, seperti transaksi, investasi, dan pengelolaan arus kas.

Tampilkan MyBCA/bca.co.id

Untuk itu aplikasi myBCA dilengkapi dengan fungsi biometrik, transfer menggunakan QRIS, kemudahan investasi menggunakan fungsi Welma, kemampuan untuk mengubah transaksi kartu kredit menjadi cicilan dan Paylater BCA.

Terbaru, kata Hera, myBCA telah dilengkapi dengan fitur kantong uang asing. Fitur ini adalah dompet mata uang asing yang dikaitkan dengan 1 akun.

“BCA akan terus fokus untuk memastikan hadirnya platform perbankan transaksi yang aman dan andal, sekaligus menjadi solusi yang tepat untuk kebutuhan nasabah, sehingga kami dapat mengembangkan basis nasabah dan jumlah transaksi,” jelasnya. .

Terkait keamanan digital, Hera menjelaskan bahwa BCA selalu mengikuti dan berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah dan regulator terkait keamanan siber, seperti POJK No.11/2022 tentang Penyelenggaraan Teknologi Informasi Perbankan Umum dan SEOJK No.29/2022 tentang Keamanan Siber. Ketahanan dan keamanan siber untuk bank komersial.

Lebih lanjut dijelaskannya, BCA juga selalu menerapkan keamanan dengan standar berlapis, pengelolaan risiko dan tanggung jawab serta akuntabilitas untuk melindungi data nasabah dan transaksi digital. “Keamanan berlapis diterapkan melalui pendekatan people, process, dan technology,” ujarnya.

Menurut Hera, seluruh strategi dan standar keamanan terus diperbarui dan dievaluasi sesuai dengan risk appetite BCA dan lanskap ancaman siber yang selalu berubah.

“Ini merupakan upaya BCA dalam mendukung perkembangan teknologi di sektor keuangan,” kata Hera.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga baru-baru ini meluncurkan super app yaitu wonderr. Direktur Keuangan BNI Novita Vidja Anggraini menjelaskan peluncuran keajaiban ini bertujuan untuk memperbaiki struktur pembiayaan BNI.

“Kami menyasar nasabah ritel. Kalau nasabah ritel meningkat maka target rata-rata saldo akan meningkat dan cost of fund lebih terkendali,” ujarnya kepada media, Jumat (5/7/2024).

Bersama Wonder, partai terus meningkatkan pangsa CASA di atas 70%. “Namun yang terpenting adalah CASA yang bersifat transaksional,” ujarnya.

Selain itu, dia juga mengakui adanya keajaiban akan mempengaruhi fee based income. Dia juga memperkirakan pendapatan dan saldo rata-rata akan tumbuh dua digit pada akhir tahun.

Sementara itu, perseroan menargetkan pertumbuhan signifikan, dimana jumlah transaksi BNI yang saat ini berjumlah 5 juta, diharapkan mencapai 7 juta pada akhir tahun dengan menggunakan BNI wondr.

Senada, Direktur BNI Roik Thumilar mengamini peluncuran aplikasi super ini penting karena CASA yang kuat dapat mendukung pertumbuhan operasional perusahaan. Terutama pada saat suku bunga tinggi.

“Ini [wondr] adalah sebuah game changer. “Bank harus memiliki riwayat kredit dan CASA yang sehat untuk bertahan dalam kondisi ekonomi seperti ini. Salah satu pilar mendasar yang berubah adalah kami mengubah platform ritel menjadi aplikasi super ini,” ujarnya.

Menurut Roic, kinerja CASA yang solid dapat dicapai di tengah situasi perekonomian apa pun, sehingga perseroan tidak perlu segera menaikkan suku bunga agar lebih agresif dalam melakukan pembiayaan. Selain itu, Royke menargetkan dana pihak ketiga (DPK) pada kisaran 9-10%.

Sebelumnya, Direktur Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, pihaknya mampu mengelola 846 juta transaksi pada kuartal I 2024 dengan Super App Livin’ by Mandiri, meningkat 41,7% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara nilai transaksi Mandiri Livin’ mencapai Rp 921 triliun pada kuartal I 2024, juga meningkat 27,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

“Mandiri Aya Livin’ turut berkontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan non bunga perseroan yang diwakili oleh feerelated income Livin’ Mandiri sebesar Rp 557 miliar atau meningkat 25,5% dibandingkan tahun sebelumnya,” ujarnya. pernyataan itu ditulis beberapa waktu lalu.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel